Jakarta – PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) mengaku terus berontribusi untuk mendorong laju sektor properti, terlebih rasio KPR terhadap PDB yang masih rendah. Oleh karena itu, pihaknya terus mendorong milenial untuk dapat memiliki rumah dengan program menarik Kredit Pemilikan Rumah (KPR).
Direktur Utama BTN Maryono menyebut, rasio KPR Indonesia terhadap PDB hanya 2,9% lebih rendah dibandingkan Malaysia dengan rasio 38,4% dan Filipina dengan rasio 22,3%.
“Dengan rasio yang masih rendah artinya masih banyak ruang bisnis perumahan yang bisa dikembangkan, dan memajukan sektor properti itu berarti memberikan multiplier effect atau efek bergulir bagi 136 sub sektor properti lain,” tutur Maryono di Jakarta, Rabu 19 Juni 2019.
Berdasarkan survey yang digelar BTN Housing Finance Center atau HFC terhadap 270 responden berusia 21-35 tahun yang dipilih dari wilayah padat penduduk seperti Jabodetabek, Jawa Timur (Surabaya-Sidoarjo) dan Batam, generasi milenial ingin memiliki rumah tapak dengan harga terjangkau, dan dengan tenor Kredit Pemilikan Rumah (KPR) selama 10-15 tahun serta cicilan yang sesuai dengan kemampuan.
“Produk KPR yang diinginkan milenial harus mudah dipahami, sesuai dengan kemampuan keuangan mereka serta harus sudah disiapkan atau dimulai sejak mereka duduk dibangku SMA atau perguruan tinggi lewat produk tabungan untuk KPR,” ucapnya.
Untuk menjembatani keinginan milenial memiliki rumah, dalam menjalan fungsi intermediasinya, perbankan dalam hal ini Bank BTN menyediakan produk tabungan untuk KPR yaitu Si Muda Rumahku Tabungan untuk pemilikan rumah bagi mahasiswa dan pemuda.
Tak hanya itu terdapat juga KPR Gaeesss yang merupakan program KPR yang diracik untuk menggaet nasabah dari kalangan generasi milenial dengan sejumlah promosi, diantaranya suku bunga kredit 8,25% fixed 2 tahun, tanpa kewajiban mengendapkan dana dan persetujuan prinsip KPR secara instant.