Poin Penting
- Danantara memprioritaskan proyek strategis, penguatan sektor prioritas, serta diversifikasi portofolio lintas aset dan geografi dengan pendekatan yang hati-hati
- Proyek Kampung Haji di Makkah diproyeksikan membuka 7.500 lapangan kerja dan menciptakan nilai ekonomi Rp2,5 triliun per tahun
- Danantara menegaskan disiplin tata kelola, transparansi, uji tuntas mendalam, dan mitigasi risiko sebagai fondasi RKAP 2026.
Jakarta – Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) membeberkan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) Tahun 2026 dalam Rapat Kerja Komisi XI DPR RI.
arah kebijakan, prioritas investasi, serta proyeksi kinerja pada 2026.
CEO Danantara Indonesia Rosan Roeslani mengatakan, saat ini pihaknya tengah menfokuskan pada pengembangan proyek-proyek strategis, penguatan sektor-sektor prioritas, dan diversifikasi portofolio lintas kelas aset serta geografi.
Menurutnya, kerangka strategi ini dibangun melalui pendekatan investasi yang terukur dan terdiversifikasi, memadukan investasi strategis jangka panjang dengan investasi privat dan publik yang memberikan arus kas lebih stabil.
“Pendekatan tersebut memastikan keseimbangan antara risiko dan imbal hasil, sekaligus memungkinkan Danantara Indonesia membiayai proyek pembangunan berdampak besar bagi masyarakat dan menjaga ketahanan portofolio dalam jangka panjang, “ jelasnya, dikutip Senin, 1 Desember 2025.
Rosan menekankan bahwa pendekatan terukur menjadi prinsip inti dalam strategi portofolio Danantara Indonesia.
“Kami membangun portofolio dengan landasan kehati-hatian dan diversifikasi yang kuat. Setiap keputusan investasi harus memenuhi dua tujuan yakni menjaga nilai aset negara dan memastikan manfaat yang kembali kepada masyarakat dalam jangka panjang,” ujarnya.
Selain itu, kata Rosan, Danantara juga menerapkan kerangka klasifikasi proyek strategis yang ketat dan transparan, yang memastikan setiap investasi selaras dengan aspirasi pembangunan nasional, memiliki dampak sosial–lingkungan berskala besar, memberikan nilai ekonomi signifikan, dan tetap layak secara komersial.
Baca juga : Bos Danantara Buka-bukaan Soal Merger GoTo-Grab dan BUMN Karya
“Kerangka ini menjadi acuan Danantara Indonesia dalam memilih proyek-proyek yang benar-benar mendukung pembangunan kapasitas nasional dan menciptakan nilai lintas generasi,” bebernya.
Dalam kesempatan tersebut, Rosan memaparkan dua contoh penerapan kerangka tersebut, salah satunya Proyek Kampung Haji di Makkah yang diinisiasi melalui Inpres No. 15/2025.
Inisiatif ini dirancang untuk meningkatkan kualitas akomodasi bagi jemaah haji Indonesia, yang merupakan jemaah terbesar di dunia, sekaligus menjawab kebutuhan akan solusi pelayanan yang lebih permanen dan terencana.
Proyek ini dijalankan melalui dua pendekatan, yakni mengikuti proses lelang lahan yang dibuka otoritas Arab Saudi serta mengeksplorasi opsi akuisisi aset dan pengembangan lahan alternatif.
Inisiatif tersebut diproyeksikan membuka hingga 7.500 lapangan kerja bagi tenaga kerja Indonesia serta menghasilkan nilai ekonomi lebih dari Rp2,5 triliun per tahun melalui penguatan ekosistem halal.
Baca juga : Prolegnas Dievaluasi, RUU Danantara hingga Patriot Bond Tak Lagi Prioritas 2026
“Project Berkah bukan hanya soal akomodasi jemaah, tetapi tentang membuka peluang ekonomi baru bagi Indonesia dan meningkatkan standar pelayanan publik bagi masyarakat yang melaksanakan ibadah haji,” ujar Rosan.
Di samping itu, Rosan memaparkan proyek waste-to-energy (WtE) sebagai contoh proyek strategis domestik yang mendukung agenda ketahanan energi dan penanganan darurat sampah nasional.
Proyek ini berpotensi menciptakan 3.500–4.500 lapangan kerja selama konstruksi, ratusan pekerjaan tetap saat operasi, serta potensi kontribusi hingga Rp1,6 triliun per tahun terhadap PDB pada masa pembangunan.
Rosan menegaskan bahwa proyek seperti WtE menunjukkan bagaimana Danantara mengarahkan modal ke inisiatif yang tidak hanya menguntungkan secara finansial, tetapi juga memperkuat ketahanan lingkungan dan infrastruktur dasar.
Tata Kelola dan Mitigasi Risiko
Di kesempatan yang sama, Pandu Patria Sjahrir, Chief Investment Officer Danantara Indonesia, menegaskan pentingnya disiplin tata kelola, mitigasi risiko, dan ketepatan eksekusi dalam menjalankan mandat investasi.
“RKAP 2026 kami susun agar dapat memperkuat fondasi investasi Danantara Indonesia, memastikan kesiapan proyek, memperdalam kualitas uji tuntas, dan menjaga keseimbangan antara risiko dan imbal hasil. Fokus kami adalah memastikan setiap proyek tidak hanya bankable, tetapi benar-benar memberikan nilai tambah bagi ekonomi Indonesia,” ujar Pandu.
Bagi Danantara, tata kelola, transparansi, serta integritas proses menjadi pilar utama dalam setiap keputusan investasi. (*)
Editor: Galih Pratama









