Jakarta – Berdasarkan Statistik Perbankan yang dirilis Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat jumlah kantor bank umum di Indonesia semakin tergerus. Hal ini salah satunya disebabkan oleh meningkatnya transaksi digital pada layanan perbankan.
Per Juni 2024 jumlah kantor bank umum sebanyak 24.170 unit. Angka ini menurun drastis jika dibandingkan dengan tahun 2021 yang berjumlah 32.366 unit. Artinya, selama periode 2021 hingga Juni 2024 kantor cabang bank ditutup sejumlah 8.196 unit.
Menanggapi hal itu, PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) atau BCA menyatakan bahwa pihaknya tidak pernah menutup kantor cabangnya di seluruh Indonesia.
Baca juga: Ini 4 Jurus Bank BCA Hadapi Perkembangan Teknologi yang Makin Masif
“BCA tidak pernah tutup cabang,” ujar Direktur BCA Vera Eve Lim dalam Pubex Live 2024, Rabu 28 Agustus 2024.
Vera menyatakan di tengah banyaknya penutupan kantor cabang bank, BCA justru menambah kantor cabang setiap tahunnya. Adapun rata-rata BCA meningkatkan kantor cabang sebesar 15 hingga 20 lokasi, baik cabang pembantu maupun cabang utama.
“Jadi malahan kita tambah cabang setiap tahun, rata-rata 15-20 lokasi bisa cabang pembantu, bisa cabang utama, rata-rata cabang pembantu untuk awalnya atau kantor kas,” jelas Vera.
Dia pun menjelaskan alasan di balik penambahan kantor cabang BCA, yaitu disebabkan pertumbuhan ekonomi di setiap daerah yang terus berkembang. Sehingga, aktivitas ekonomi juga akan semakin bertambah, khususnya pada layanan perbankan.
“Karena pertumbuhan ekonomi di daerah juga berkembang, jadi dalam hal ini malah kita nambah cabang, kita juga tahu transaksi digital di BCA saat ini sebesar 99,6 persen dari total transaksi,” ungkapnya.
Vera menambahkan bahwa aktivitas nasabah untuk bertransaksi dalam jumlah besar seperti setor tunai hingga pengajuan kredit masih harus dilakukan di kantor cabang.
Baca juga: Wow! Laba BCA Q2/2024 Terbang Double Digit
“Mungkin semuanya tidak bisa dilakukan secara digital, setoran uang tunai dalam ukuran yang besar-besar tidak bisa ke ATM, jadi tetap melalui cabang, kebutuhan valas, FX, kebutuhan kredit tetap harus dilayani melalui cabang dan untuk transaksi uang wealth management nasabah juga kita layanin melalui cabang,” tukas Vera.
Sehingga, Vera optimis bahwa layanan bank melalui kantor cabang masih memiliki porsi yang cukup besar untuk kebutuhan nasabah.
“Jadi pelayanan di cabang selalu saya lihat ke depannya, selalu ada position-nya sehingga kami tidak melihat cabang itu perannya akan berkurang dengan adanya digital,” pungkasnya. (*)
Editor: Galih Pratama