Kesepakatan kedua, memperkuat Infrastruktur Pertanian, yang diprioritaskan pada percepatan pembangunan proyek infrastruktur penunjang produksi pangan dan infrastruktur konektivitas sebagaimana tertuang dalam Proyek Strategis Nasional (PSN). Lalu, lanjut Agus, percepatan pembangunan dan perbaikan irigasi, terutama irigasi sekunder dan tersier, untuk dapat mengairi seluruh sawah.
“Terutama di daerah-daerah yang memiliki dampak pengganda produksi pangan yang lebih besar. Lalu meningkatkan upaya fiskal dan dalam meningkatkan produktivitas pertanian,” ucapnya.
Kesepakatan ketiga yakni mendorong peningkatan pembiayaan di Sektor Pertanian, melalui perluasan dan peningkatan penyaluran KUR di sektor produksi primer hingga mencapai 40 persen dari total KUR yang disalurkan di tahun 2017, serta didukung perluasan asuransi pertanian. Selanjutnya, melalui paket khusus pembiayaan untuk mengurangi ketergantungan terhadap fiskal.
“Pengaturan dan optimalisasi penggunaan Dana Alokasi Khusus (DAK) dan Dana Desa untuk pembangunan infrastruktur pendukung produksi pertanian. Penyelesaian program Sertifikasi Hak Atas Tanah (SHAT) dalam 3 tahun,” papar Agus. (Bersambung ke halaman berikutnya)
Head of Institutional Banking Group PT Bank DBS Indonesia Kunardy Lie memberikan sambutan saat acara… Read More
Pengunjung melintas didepan layar yang ada dalam ajang gelaran Garuda Indonesia Travel Festival (GATF) 2024… Read More
Jakarta - PT Eastspring Investments Indonesia atau Eastspring Indonesia sebagai manajer investasi penerbit reksa dana… Read More
Jakarta – Ketua Komisi III DPR RI Habiburokhman mengungkapkan latar belakang penembakkan terhadap Kasat Reskrim Polres… Read More
Jakarta - Bank Indonesia (BI) mencatat perubahan tren transaksi pembayaran pada Oktober 2024. Penggunaan kartu ATM/Debit menyusut sebesar 11,4… Read More
Suasana saat penyerahan sertifikat Predikat Platinum Green Building dari Green Building Council Indonesia (GBCI) Jakarta.… Read More