Ekonom Senior Raden Pardede
Jakarta – Ekonom Senior Raden Pardede mengakui bahwa untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi di angka 8 persen bukanlah hal yang mudah. Dia mengatakan salah satu kunci penggerak perekonomian Tanah Air adalah masyarakat kelas menengah.
“Yang sering kita lupa adalah bahwa the role of the middle class yang saya sebutkan tadi, itu menurut saya adalah key untuk menjadi motor perekonomian,” kata Raden dalam Seminar Nasional: Outlook Hukum dan Ekonomi Indonesia Tahun 2025 di Jakarta, Kamis, 27 Februari 2025.
Raden menjelaskan, jika masyarakat kelas menengah semakin banyak, maka permintaan barang akan meningkat. Ini akan menstimulus ekspansi perusahaan. Sehingga, pada akhirnya perusahaan akan melakukan investasi dan menciptakan lapangan kerja.
Baca juga: Bullion Bank Diproyeksi Jadi Mesin Pertumbuhan Ekonomi, Ini Kata Bos BRI dan BSI
“Kalau 8 persen pertumbuhannya dan dinikmati sedikit orang, maka hanya sedikit orang yang memutar perekonomian, dan itu akan macet. Harus makin banyak, kalau bisa yang mendapatkan manfaat itu dari pertumbuhan itulah 70 persen minimal, kelas menengahnya. Karena kalau kelas menengahnya menjadi tebal, maka daya beli dari teman-teman semua di sini akan menjadi kuat,” ungkapnya.
Menurut Raden, jika semakin banyak masyarakat yang berada di kelas menengah, maka ini akan menjadi satu mesin penggerak dasar pertumbuhan ekonomi.
Baca juga: Ini Kata Ekonom Indef soal Danantara yang Baru Saja Diluncurkan Presiden Prabowo
Selain itu, kata Raden, Indonesia tidak hanya bisa bergantung pada Sumber Daya Alam (SDA) dan hilirisasi dalam mendorong pertumbuhan ekonomi. Dia mencontohkan di sejumlah negara seperti Jepang, Korea Selatan, Taiwan, dan China yang tidak bergantung pada SDA.
“Pada saat kita bertumbuh dengan cepat, kita selalu mengandalkan manufaktur. Bukan SDA. Manufaktur-lah yang menjadi pendorong perekonomian kita tahun 1970-an sampai tahun1990. Ekspor-lah yang menjadi pendorong ekonomi kita, di mana ekspor waktu itu bertumbuh 14-15 persen. Manufaktur bertumbuh lebih dari 10 persen,” paparnya. (*)
Editor: Galih Pratama
Poin Penting Modal asing masuk Rp3,98 triliun pada 22–23 Desember 2025, dengan beli bersih di… Read More
Poin Penting Menurut Asuransi Jasindo mobilitas tinggi memicu potensi kecelakaan dan kejahatan, sehingga perlindungan risiko… Read More
Poin Penting Pemerintah menyelamatkan lebih dari Rp6,6 triliun keuangan negara, sebagai langkah awal komitmen Presiden… Read More
Poin Penting Bank Mandiri menerapkan perlakuan khusus kredit bagi debitur terdampak bencana di Aceh, Sumut,… Read More
Poin Penting BNI menyalurkan kredit Rp822,59 triliun per November 2025, naik 11,23 persen yoy—melampaui pertumbuhan… Read More
Poin Penting BSI menyiagakan 348 kantor cabang di seluruh Indonesia selama libur Natal 2025 dan… Read More