QRIS Jadi Solusi UMKM Untuk Menuju Ekosistem Keuangan Digital

QRIS Jadi Solusi UMKM Untuk Menuju Ekosistem Keuangan Digital

Jakarta – Hingga kini permasalahan umum yang dialami oleh Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) adalah akses keuangan atau permodalan. Padahal, menurut Bank Indonesia (BI) fondasi digitalisasi Indonesia  saat ini sebenarnya sudah cukup kuat, untuk membantu UMKM dalam mendapatkan akses permodalan.

“Kita lihat pondasi digital Indonesia seperti penetrasi internet dengan digitalsiasi sebenarnya menjadi modal penting memperluas inkulisivitas keuangan untuk UMKM,” ujar Kepala Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran BI Filianingsih Hendarta saat webinar Akurat bertema ‘UMKM Go Digital: Akselerasi Pertumbuhan dengan Melek Pembayaran Digital melalui QRIS dan Akses Permodalan’ Kamis, 30 September 2021.

Namun demikian, pada kenyataannya, UMKM belum bisa memanfaatkan digitalisasi. Padahal, dengan memanfaatkan digitalisasi bisa memberikan solusi untuk masuk ke dalam akses keuangan formal. Untuk itu,  kata Fili, program standar kode QR Nasional QRIS dapat menjadi solusi bagi UMKM agar mampu menuju ekosistem keuangan formal.

Menurut Filianingsih, UMKM bisa memulai akses pembayaran untuk meningkatkan kualitas UMKM agar mempermudah akses permodalan. Seperti penerapan QRIS dimana eksosistemnya sudah masuk keseluruhan ekosistem digital dan bisa menjadi game changer bagi UMKM.

Dengan QRIS yang mempermudah akusisi data maka UMKM dapat dengan mudah di profiling oleh Bank Indonesia. Sehingga data transaksi pembayaran dapat digunakan sebagai credit scoring yang mendorong keyakinan bank/non bank untuk menyalurkan kredit. “Ini bisa menjadi pintu masuk UMKM untuk masuk untuk pembayaran hingga permodalan,” katanya.

Chandra Firmanto selaku Managing Partner PT Indogen Capital dalam kesempatan yang sama juga menambahkan, permasalahan yang sering dihadapi UKM atau UMKM di Indonesia adalah tidak dapat menentukan target pasar dengan benar. Di mana penentuan target pasar sangat penting untuk memulai bisnis dan mendapatkan transaksi penjualan yang bagus.

Ia menyampaikan, bahwasanya dalam menentukan segmentasi pasar maka harus dimulai dari apa yang menjadi perhatian (Concern) para konsumen saat ini.

“Sebab orang-orang di kota-kota lapis 2 dan 3 telah melakukan bisnis dengan cara yang mapan selama beberapa dekade, oleh karena itu pemberian solusi digital yang tepat harus dimulai dengan berfokus kepada area pendapatan dan optimalisasi biaya, sebab 2 area tersebut merupakan bagian penting bagi para pebisnis terutama UMKM dan UKM untuk tetap naik kelas,” ucapnya.

Kemudian, lanjutnya, hal kedua yang harus diperhatikan dalam menargetkan segmentasi pasar adalah utamakan hal-hal simple yang dapat memberikan value sesuai dengan pasar.

Seperti diketahui, Bank Indonesia mencatat pertumbuhan signifikan dari perkembangan merchant QRIS. Pada triwulan I 2020 saat QRIS pertama kali dikenalkan, tercatat 3,08 juta merchant pengguna, kemudian naik menjadi 6,69 juta merchant di triwulan I 2021, lalu menjadi 7,85 juta merchant pada triwulan II 2021.

Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Malang, Doddi Sartono menyampaikan, bahwa perkembangan penggunaan QRIS (QR Code Indonesia Standard) di Malang cukup menggembirakan. Hal ini ditunjukkan dengan capaian merchant QRIS sebesar 103 persen atau 250.041 dari target sebanyak 238.000.

“Saat ini di KPwBI Malang dari target yang ditetapkan 2021 sebanyak 238.000 merchant QRIS saat ini telah kami capai 250.041. Jadi sudah 103 persen, Kita kedepan masih tetap berupaya terus mengenalkan, mengedukasi, merekrut supaya mempunyai kesempatan yang sama memiliki QRIS,” paparnya.

Selain itu, Doddi mengakui bahwa porsi terbesar sebaran penggunaan QRIS merchant KPwBI Malang saat ini masih di sekitar kota dan kabupaten Malang yakni sebesar 72,23 persen. Hal ini karena letak wilayah dan iklim bisnisnya sehingga bisa menyerap QRIS sebagai sarana pembayaran.

“Ke depan kita juga akan ke daerah-daerah lain Bantul, Probolinggo agar akseptasi QRIS di masyarakat semakin meningkat,” tambahnya. (*)

Related Posts

News Update

Top News