Moneter dan Fiskal

Purbaya Siapkan Rp20 Triliun untuk Hapus Tunggakan BPJS Kesehatan

Poin Penting

  • Pemerintah menganggarkan Rp20 triliun dalam APBN 2026 untuk menghapus tunggakan iuran BPJS Kesehatan masyarakat tidak mampu.
  • Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menekankan perlunya efisiensi dan integrasi sistem IT BPJS Kesehatan dengan pemanfaatan AI untuk mendeteksi klaim tidak jelas.
  • Penghapusan tunggakan hanya berlaku bagi peserta BPJS Kesehatan yang tergolong miskin sesuai Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN).

Jakarta – Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menyatakan pemerintah bakal menyiapkan anggaran Rp20 triliun di dalam APBN 2026 untuk menghapus tunggakan iuran BPJS Kesehatan masyarakat tidak mampu.

“Rp20 triliun itu ada. Rp20 triliun itu sudah kita anggarkan,” kata Purbaya saat ditemui di Kantor Kemenko Perekonomian, dikutip, Kamis, 23 Oktober 2025.

Di samping itu, Purbaya meminta BPJS Kesehatan melakukan perbaikan manajemen. Salah satunya melakukan efisiensi pemanfaatan hingga tim IT dari BPJS Kesehatan.

Purbaya menyebut, perlu adanya integrasi seluruh sistem IT dan pemanfaatan AI yang bisa mendeteksi klaim-klaim tidak jelas.

Baca juga: BPJS Kesehatan Bebas Tunggakan? Ini Respons Komisi IX DPR

“Mereka rupanya punya 200 orang yang bekerja di IT. Itu sudah perusahaan komputer sendiri. Gede banget. Saya bilang, ya sudah lu bikin lebih optimal dengan cara mengintegrasikan seluruh IT mereka seluruh Indonesia dan pakai AI. Sehingga program nanti kalau sudah klaim-klaim yang tidak jelas kelihatan langsung terdeteksi,” tandasnya.

Purbaya berharap dalam enam bulan ke depan perbaikan manajemen BPJS Kesehatan sudah bisa terlaksana dengan baik, agar anggaran dari pemerintah tidak terbuang sia-sia.

“Jadi saya harapkan enam bulan ke depan itu sudah bekerja. Mereka bilang bisa. Kalau itu bisa harusnya IT kita, IT BPJS itu merupakan IT yang nanti sistem rumah sakit yang bisa terbesar dan terbaik di dunia,” pungkasnya.

Baca juga: Pemerintah Bakal Hapus Tunggakan Iuran BPJS Kesehatan, Ini Alasannya

Terpisah, Direktur Utama BPJS Kesehatan, Ali Ghufron Mukti menjelaskan syarat pengahapus tagihan iuran bagi peserta BPJS Kesehatan merupakan masyarakat yang berada di desil kelompok tergolong miskin berdasarkan data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN).

“Ya tentu kita harapkan tepat sasaran ya, jadi dia desilnya itu desil yang katakanlah masuk di dalam data DTSEN,” kata Ali saat ditemui di Kantor Kementerian Keuangan. (*)

Editor: Galih Pratama

Irawati

Recent Posts

BRI Bukukan Laba Rp45,44 Triliun per November 2025

Poin Penting BRI membukukan laba bank only Rp45,44 triliun per November 2025, turun dari Rp50… Read More

13 hours ago

Jadwal Operasional BCA, BRI, Bank Mandiri, BNI, dan BTN Selama Libur Nataru 2025-2026

Poin Penting Seluruh bank besar seperti BCA, BRI, Mandiri, BNI, dan BTN memastikan layanan perbankan… Read More

14 hours ago

Bank Jateng Setor Dividen Rp1,12 Triliun ke Pemprov dan 35 Kabupaten/Kota

Poin Penting Bank Jateng membagikan dividen Rp1,12 triliun kepada Pemprov dan 35 kabupaten/kota di Jateng,… Read More

14 hours ago

Pendapatan Tak Menentu? Ini Tips Mengatur Keuangan untuk Freelancer

Poin Penting Perencanaan keuangan krusial bagi freelancer untuk mengelola arus kas, menyiapkan dana darurat, proteksi,… Read More

15 hours ago

Libur Nataru Aman di Jalan, Simak Tips Berkendara Jauh dengan Kendaraan Pribadi

Poin Penting Pastikan kendaraan dan dokumen dalam kondisi lengkap dan prima, termasuk servis mesin, rem,… Read More

1 day ago

Muamalat DIN Dukung Momen Liburan Akhir Tahun 2025

Bank Muamalat memberikan layanan “Pusat Bantuan” Muamalat DIN. Selain untuk pembayaran, pembelian, atau transfer, nasabah… Read More

1 day ago