Poin Penting
- KSSK menegaskan stabilitas sistem keuangan kuartal III 2025 tetap terjaga, namun kewaspadaan terhadap risiko global terus diperkuat dengan koordinasi lintas lembaga.
- Ketidakpastian ekonomi global akibat tarif impor AS dan lemahnya ekonomi di Eropa, Jepang, Tiongkok, dan India masih menjadi perhatian utama.
- Momentum ekonomi Indonesia tetap positif; konsumsi rumah tangga dan investasi terjaga, mendukung target pertumbuhan ekonomi pemerintah tahun 2025.
Jakarta – Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) menilai stabilitas sistem keuangan pada kuartal III 2025 tetap terjaga dan mendukung pencapaian pertumbuhan ekonomi dengan terus mewaspadai berbagai risiko global.
Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa mengatakan, KSSK yang terdiri dari Menteri Keuangan, Gubernur Bank Indonesia (BI), ketua Dewan Komisioner OJK, dan Ketua Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) menilai penguatan kewaspadaan terhadap berbagai risiko tetap akan terus dilakukan yang disertai respons kebijakan yang efektif.
“KSSK telah menyelenggarakan rapat berkala KSSK keempat tahun 2025. Rapat tersebut menyepakati untuk terus memperkuat sinergi dan koordinasi kebijakan antar lembaga anggota KSSK, maupun dengan Kementrian atau Lembaga lain dalam upaya memastikan agar KSSK senantiasa terjaga sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi,” kata Purbaya dalam Konferensi Pers KSSK, Senin, 3 November 2025.
Baca juga: BI Luncurkan Program Katalis P2DD, Dorong Pertumbuhan Ekonomi Daerah
Purbaya menyebutkan, pertumbuhan ekonomi global masih menghadapi tantangan akibat dampak tarif impor Amerika Serikat (AS) yang menyebabkan ketidakpastian tetap tinggi. Meski begitu ekspektasi perbaikan ekonomi ke depan mulai menguat.
Di AS, aktivitas ekonomi yang masih lemah berdampak pada berlanjutnya pelemahan pasar tenaga kerja, sehingga mendorong Federal Reserve (the Fed) memangkas Fed Funds Rate (FFR) sebesar 25 basis poin (bps) pada Oktober 2025 menjadi di kisaran 3,75-4 persen.
“Sementara itu, perekonomian Eropa, Jepang, Tiongkok, dan India juga belum menguat, dipengaruhi antara lain oleh masih lemahnya konsumsi rumah tangga meskipun berbagai stimulus telah diberikan,” jelasnya.
Sementara itu, Dana Moneter Internasional (IMF) merevisi ke atas pertumbuhan ekonomi global sebesar 3,2 persen untuk tahun 2025 yang sebelumnya hanya 3 persen, meski lebih rendah dibandingkan 2024 di level 3,3 persen.
Baca juga: Wamenkeu Suahasil Dorong Peran Aktif Sektor Keuangan dalam Kegiatan Ekonomi Masa Depan
“Ini didorong kondisi keuangan yang lebih longgar, kesepakatan dagang AS dengan negara mitra utama, ekspansif fiskal di sejumlah negara berkembang, serta penurunan inflasi,” imbuh Purbaya.
Bendahara negara ini juga menyebutkan, momentum pertumbuhan ekonomi Indonesia menguat dan diperkirakan mencapai target pemerintah 2025.
“Pada kuartal III 2025 konsumsi rumah tangga dan investasi tetap terjaga baik dengan dukungan pemerintah bersama otoritas moneter dan sektor keuangan,” tandasnya. (*)
Editor: Galih Pratama









