Jakarta – Pertamina EP dan SKK Migas menjadi bagian dalam dari upaya pemerintah dalam memulihkan lahan kritis untuk mendukung program ketahanan pangan, energi dan air, serta mengurangi potensi bencana hidrometeorologi.
Keduanya mendapat kehormatan menjadi salah satu tuan rumah penyelenggaraan program Penanaman Pohon Serentak nasional yang digelar Kementerian Kehutanan di seluruh Indonesia, Selasa, 14 Januari 2025.
Direktur Utama Pertamina EP Wisnu Hindadari mengatakan, aksi penanaman pohon ini memperkuat komitmen Pertamina EP dalam menyelesaikan program rehabilitasi Daerah Aliran Sungai (DAS) dalam pemenuhan kewajiban atas Persetujuan Penggunaan Kawasan Hutan (PPKH) yang diberikan oleh Pemerintah.
Adapun total luas lokasi DAS yang telah direhabilitasi oleh Pertamina EP sejak 2023 mencapai 6,3 hektare.
“Hingga kini, kami sudah ditanam 9.942 pohon. Target 10.718 pohon akan ditanam bertahap di lahan seluas 23 hektar hingga tahun 2028,” katanya, dikutip Selasa, 14 Januari 2025.
Baca juga : Implementasikan ESG, BSI Kembangkan Ekonomi dan Tanam Pohon di Yogyakarta
Wisnu menambahkan, penanaman pohon ini merupakan bagian kesatuan dari seluruh gerak proses bisnis yang dilakukan Pertamina EP.
“Ini merupakan upaya mendukung kelestarian lingkungan, khususnya dengan mengurangi emisi karbon yang dilepas ke udara,” imbuhnya.
Diketahui, aksi penanaman sendiri berlokasi di Gunung Tilu Desa Girimukti, Kecamatan Kasokandel, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat. Sebanyak 250 pohon buah ditanam oleh Wakil Menteri Kehutanan Sulaiman Umar, yang didampingi Kepala Dinas Kehutanan, Pj Bupati Majalengka, Kepala Divisi Formalitas SKK Migas dan Direktur Utama Pertamina EP.
Aksi penanaman pohon yang diprakarsai Kementerian Kehutanan ini bersempena dengan Hari Gerakan Sejuta Pohon Nasional yang jatuh setiap 10 Januari.
Diselenggarakan di lebih dari 100 lokasi penanaman di 37 provinsi di seluruh nusantara, kegiatan di Majalengka terhubung langsung secara virtual dengan kegiatan yang dipimpin oleh Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni di Nusa Tenggara Timur.
Kegiatan penanaman pohon di Girimukti, Majalengka sepenuhnya melibatkan masyarakat setempat sebagai pelaksana.
Jenis pohon yang dipilih berupa tanaman buah produktif, seperti mangga, petai, alpukat dan nangka, yang memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat, sehingga hasilnya dapat dikelola dan dimanfaatkan.
Untuk meningkatkan rasio keberhasilan tanam, Pertamina EP intensif melakukan penyulaman (penggantian pohon yang mati), pengendalian gulma dan pemupukan berkala.
Pemantauan rutin dengan melibatkan pemangku kepentingan turut dijalani untuk memastikan keberhasilan rehabilitasi. Berdasarkan pantauan tim lapangan, tingkat keberhasilan penanaman pohon selama dua tahun terakhir mencapai 86 persen.
Baca juga : Pertamina EP Subang Field Edukasi Siswa Soal Keselamatan dan Industri Migas
“Proses monitoring dan evaluasi yang dilakukan memanfaatkan data yang terekam melalui teknologi geo-tagging yang terintegrasi dengan perhitungan serapan karbon,” terang Wisnu.
Menurutnya, dengan memaksimalkan geo-tagging, akuntabilitas data keberhasilan penanaman pohon lebih reliabel.
Selain itu, pemangku kepentingan yang terlibat dapat mengakses informasi terkini mengenai status penanaman dan dampak pengurangan emisi karbon yang tercatat di dalam sistem, sehingga menjadi acuan untuk perencanaan kebijakan lingkungan jangka panjang.
Wakil Menteri Kehutanan Sulaiman Umar yang memimpin penanaman pohon menyatakan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari upaya bersama dalam memulihkan lahan kritis untuk mendukung program ketahanan pangan, energi dan air, serta mengurangi potensi bencana hidrometeorologi.
“Hal ini merupakan salah satu wujud nyata pemerintah untuk melakukan rehabilitasi masif, guna memulihkan 12,7 juta hektar hutan dan lahan yang terdegradasi,” ujar Sulaiman.
Lebih lanjut Sulaiman Umar mengapresiasi Pertamina EP dan SKK Migas yang telah mendukung kegiatan penanaman serentak.
“Kami terus mengingatkan bahwa langkah konkret dengan mengedepankan kolaborasi dan semangat kerja sama semua pihak, melalui kegiatan menanam dan memelihara pohon ini, adalah bagian dari kewajiban kita untuk melindungi dan merawat bumi yang lebih baik dan sehat untuk kita tinggali,” pungkasnya. (*)
Editor: Yulian Saputra