Kalimantan – Area konservasi PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk (SSMS) yaitu gugusan Pulau Salat yang resmi dijadikan sebagai tempat pra-pelepasliaran Orangutan sejak tahun 2017 lalu, kembali melepasliarkan 4 individu Orangutan ke Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya (TNBBBR) pada awal bulan Juni 2022.
Bekerjasama dengan Yayasan Borneo Orangutan Survival (BOSF) 4 individu Orangutan telah dilepasliarkan yang terdiri dari 2 jantan yakni Jazzboy dan Dius, serta 2 betina yakni Itang dan Sebangau.
Head of Sustainability SSMS Henky Satrio, menyatakan bahwa semakin banyak Orangutan dari Pulau Salat yang dikembalikan ke alam liar menandai keberhasilan Gugusan Pulau Salat yang dipilih sebagai Pulau Pra-Pelepasliaran. “Keberadaan pulau ini menjadi terobosan baru dan solusi yang cukup baik dalam upaya menyelamatkan dan melestarikan orangutan yang hampir punah di Kalimantan Tengah,” ujarnya.
Pada kesempatan yang sama, Pulau Salat juga kembali kedatangan 4 penghuni baru, keempat individu orangutan tersebut terdiri dari 1 jantan (Happy) dan 3 betina (Jessy, Jengyos, Kapuan).
Pemindahan 4 individu Orangutan ke Pulau Salat dihadiri dan dilakukan oleh Chief Operation Officer SSMS M. Syafril Harahap, Chief Financial Officer SSMS Hartono Jap dan Head of Sustainability SSMS Henky Satrio Wibowo.
Dari tahun 2016 hingga 2022, total Orangutan yang sudah menempati Pulau Salat sebanyak 104 individu, 43 individu diantaranya telah dilepasliarkan ke alam liar. Syafril Harahap menyatakan, kerjasama dengan BOSF merupakan kesempatan baik untuk menunjukkan kontribusi SSMS terhadap upaya pelestarian lingkungan dan satwa liar di Kalimantan Tengah.
SSMS berharap adanya program pra-pelepasliaran ini menjadi insipirasi bagi para pelaku industri sawit sehingga semakin banyak pihak yang bersinergi untuk menyelamatkan populasi Orangutan. Hal ini menunjukan bahwa SSMS sangat peduli terhadap lingkungan dan makhluk hidup untuk menundukung komitmen keberlanjutan.
Dalam waktu dekat, SSMS akan menggali potensi sumberdaya Pulau Salat untuk mengajak masyarakat Pulang Pisau mengembangkan ekowisata dengan unsur edukasi dan pemeliharaan kawasan, sehingga dengan adanya pengembangan tersebut SSMS berharap dapat memberdayakan dan meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar, serta banyak terlibat dalam melestarikan lingkungan. (*)