Ekonomi dan Bisnis

Puasa, Permintaan LPG di KTI Melonjak

Jakarta — Meemasuki minggu pertama bulan puasa, Kawasan Indonesia Timur (KTI) telah menunjukkan tanda-tanda kelangkaan Liquefied Petroleum Gas (LPG/elpiji). Melihat hal ini, Kamar Dagang dan Industri (Kadin) meminta PT Pertamina menambah pasokan LPG  di KTI.

“Kelangkaan LPG mulai terasa. Ada laporan dari beberapa daerah, misalnya di Sulawesi, LPG mulai langka,” ujar  Wakil Ketua Umum Kadin Kawasan Timur Indonesia, Andi Rukman, di Jakarta, 12 Juni 2016.

Kelangkaan LPG ini, menurut Andi, disebabkan oleh meningkatnya permintaan industri kecil dan menengah, maupun konsumsi rumah tangga di bulan puasa. Adapun kenaikan akan permintaan LPG di bulan puasa ini mencapai 40% dibandingkan dengan hari biasa. Di satu sisi, pasokan dari Pertamina tak mampu memenuhinya.

“Tidak singkron antara permintaan dan pasokan. Soal harga, juga bisa melambung. Tapi yang penting pasokan untuk industri kecil dan menengah ini tetap tersedia,” ujar Andi.

Minimnya pasokan ini ditengerai lagi-lagi karena terhambatnya jalur distribusi. Menurut Andi, jaringan distribusi LPG ke KTI memang masih sangat minim. Kondisi alam yang berat, rusaknya infrastruktur, ikut menghambat pasokan LPG ke masyarakat. Karenanya, Kadin berharap, pemerintah melibatkan pihak swasta dalam mempercepat pembangunan infrastruktur LPG di KTI.

Target serapan elpiji tahun ini mencapai 6,6 juta metrikton, meningkat dari alokasi elpiji 3 kg dalam APBN 2015 (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara) sebanyak 5,76 juta ton. Peningkatan serapan elpiji disebabkan jumlah penduduk yang terus bertambah. Pertumbuhan penduduk mencapai 1,49%. Sementara, anggaran alokasi subsidi untuk elpiji 3 kg pada 2013 mencapai Rp 40,3 triliun. Adapun, pada 2014 tercatat sebanyak Rp 47,7 triliun.

Kadin berharap agar penyaluran elpiji, utamanya tabung 3 kilogram (kg), terus diperluas ke wilayah timur Indonesia. Perluasan ini untuk mendorong program konversi bahan bakar minyak (BBM) ke gas. “Misalnya, ke pedalaman Sulawesi, Maluku, Papua, hingga Nusa Tenggara. Bahkan di pesisir pun sangat langka,” ujar Andi.  (*)

Apriyani

Recent Posts

Naik 4 Persen, Prudential Indonesia Bayar Klaim Rp13,6 Triliun per Kuartal III-2024

Jakarta - PT Prudential Life Assurance atau Prudential Indonesia mencatat kinerja positif sepanjang kuartal III-2024.… Read More

15 mins ago

Kebebasan Finansial di Usia Muda: Tantangan dan Strategi bagi Gen-Z

Jakarta - Di era digital, keinginan untuk mencapai kebebasan finansial pada usia muda semakin kuat,… Read More

34 mins ago

BPS Catat IPM Indonesia di 2024 Naik jadi 75,08, Umur Harapan Hidup Bertambah

Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat indeks pembangunan manusia (IPM) mencapai 75,08 atau dalam… Read More

53 mins ago

Caturkarda Depo Bangunan (DEPO) Raih Penjualan Rp2,02 Triliun di Kuartal III-2024

Jakarta - PT Caturkarda Depo Bangunan Tbk (DEPO) hari ini mengadakan paparan publik terkait kinerja… Read More

2 hours ago

Utang Luar Negeri RI Naik di Triwulan III 2024, Tembus Rp6.797 Triliun

Jakarta - Bank Indonesia (BI) melaporkan posisi Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada triwulan III 2024 tercatat… Read More

2 hours ago

Wamenkop Ferry: Koperasi Susu Boyolali Harus jadi Pelaku Industri Pengolahan

Jakarta - Wakil Menteri Koperasi (Wamenkop) Ferry Juliantono turun tangan mengatasi kisruh yang membelit Koperasi Produksi Susu… Read More

2 hours ago