Yogyakarta – PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (Persero)/PII bersama dengan berbagai Kementerian terkait dan Universitas Negeri melaksanakan kegiatan Indonesia Infrastructure Roundtable (IIR) ke-23 Edisi T20. Kali ini, PT PII mengangkat dengan tema “Equitable Risk Allocation” untuk IIR yang ke-23.
Wakil Menteri Keuangan, Suahasil Nazara dalam pidatonya menyampaikan bahwa diperlukan peran aktif dari pemerintah dan pemangku kepentingan lainnya untuk saling bersinergi dan berkolaborasi demi mewujudkan pembangunan infrastruktur berkelanjutan yang mampu memberikan dampak positif dan nilai tambah bagi peningkatan efisiensi ekonomi sehingga dapat menghasilkan multiplier effect dalam berbagai sektor.
“Ini bentuk kolaborasi yang luar biasa, sekaligus menunjukkan bahwa Indonesia sebagai Presidensi G20 menunjukkan kepada dunia kita sudah melakukan rangkaian think tank knowledge based decision making process, data based policy making process, research based policy making process yang berkelanjutan. Bukan hanya saat menjadi Presidensi G20, ini sudah agenda yang ke23,” jelas Wamenkeu pada pidato virtualnya, 8 Juli 2022.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama PT PII (Persero), M. Wahid Sutopo menyampaikan PT PII senantiasa berkomitmen untuk mendukung pelaksanaan Presidensi G20 Indonesia. Adapun dukungan tersebut dilakukan dengan mendukung ketersediaan kebutuhan pembiayaan infrastruktur melalui skema pembiayaan kreatif KPBU. Hal ini diharapkan dapat mendukung bankability berbagai sektor proyek infrastruktur dan memberikan kenyamanan untuk investor.
“Kegiatan ini diharapkan dapat menjadi sarana efektif untuk meningkatkan kapasitas pemahaman sekaligus untuk memperoleh masukan, strategi dan solusi dalam mengimplementasikan alokasi risiko proyek infrastruktur, khususnya untuk menghasilkan suatu acuan atau pedoman yang berfungsi sebagai tolak ukur dalam memastikan bahwa risiko proyek telah dialokasikan dan dimitigasi oleh para pihak terkait sehingga berbagai risiko dari pelaksanaan proyek dapat dikelola dengan baik sepanjang periode proyek, serta berdampak pada peningkatan kesejahteraan masyarakat”, ujar Sutopo.
Sebagai informasi, penyelenggaraan Indonesia Infrastructure Roundtable (IIR) ke-23 Edisi G-20 ini merupakan serangkaian kegiatan lokakarya edukasi secara interaktif kepada pemangku kepentingan juga sebagai bentuk komitmen PT PII selaku representasi ‘Task Force (TF) 8 T20 (official engagement group G20)’ melalui IIGF Institute bersama dengan Economic Research Institute for ASEAN and East Asia (ERIA), serta Unit Penelitian dan Pelatihan Ekonomi & Bisnis (P2EB) Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Gadjah Mada dalam memberikan pengetahuan, awareness dan rekomendasi kebijakan kepada stakeholders dalam rangka mendorong percepatan pembangunan Infrastruktur di Indonesia.
Kegiatan ini juga merupakan kolaborasi PT PII yang bekerja sama dengan P2EB FEB UGM, ERIA, serta anggota jaringan perguruan tinggi – University Network for Indonesia Infrastructure Development (UNIID). Adapun nantinya ouput kegiatan ini dapat diformulasikan dalam bentuk Policy Brief untuk disampaikan kepada para stakeholders dan tidak menutup kemungkinan dapat dimasukkan ke dalam TF8 Notes pada Pre-Summit TF 8 – T20 mendatang.
PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (Persero)/PII bersama dengan berbagai Kementerian terkait dan Universitas Negeri melaksanakan kegiatan Indonesia Infrastructure Roundtable (IIR) ke-23 Edisi T20. Kali ini, PT PII mengangkat dengan tema “Equitable Risk Allocation” untuk IIR yang ke-23.
Wakil Menteri Keuangan, Suahasil Nazara dalam pidatonya menyampaikan bahwa diperlukan peran aktif dari pemerintah dan pemangku kepentingan lainnya untuk saling bersinergi dan berkolaborasi demi mewujudkan pembangunan infrastruktur berkelanjutan yang mampu memberikan dampak positif dan nilai tambah bagi peningkatan efisiensi ekonomi sehingga dapat menghasilkan multiplier effect dalam berbagai sektor.
“Ini bentuk kolaborasi yang luar biasa, sekaligus menunjukkan bahwa Indonesia sebagai Presidensi G20 menunjukkan kepada dunia kita sudah melakukan rangkaian think tank knowledge based decision making process, data based policy making process, research based policy making process yang berkelanjutan. Bukan hanya saat menjadi Presidensi G20, ini sudah agenda yang ke23,” jelas Wamenkeu pada pidato virtualnya, 8 Juli 2022.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama PT PII (Persero), M. Wahid Sutopo menyampaikan PT PII senantiasa berkomitmen untuk mendukung pelaksanaan Presidensi G20 Indonesia. Adapun dukungan tersebut dilakukan dengan mendukung ketersediaan kebutuhan pembiayaan infrastruktur melalui skema pembiayaan kreatif KPBU. Hal ini diharapkan dapat mendukung bankability berbagai sektor proyek infrastruktur dan memberikan kenyamanan untuk investor.
“Kegiatan ini diharapkan dapat menjadi sarana efektif untuk meningkatkan kapasitas pemahaman sekaligus untuk memperoleh masukan, strategi dan solusi dalam mengimplementasikan alokasi risiko proyek infrastruktur, khususnya untuk menghasilkan suatu acuan atau pedoman yang berfungsi sebagai tolak ukur dalam memastikan bahwa risiko proyek telah dialokasikan dan dimitigasi oleh para pihak terkait sehingga berbagai risiko dari pelaksanaan proyek dapat dikelola dengan baik sepanjang periode proyek, serta berdampak pada peningkatan kesejahteraan masyarakat”, ujar Sutopo.
Sebagai informasi, penyelenggaraan Indonesia Infrastructure Roundtable (IIR) ke-23 Edisi G-20 ini merupakan serangkaian kegiatan lokakarya edukasi secara interaktif kepada pemangku kepentingan juga sebagai bentuk komitmen PT PII selaku representasi ‘Task Force (TF) 8 T20 (official engagement group G20)’ melalui IIGF Institute bersama dengan Economic Research Institute for ASEAN and East Asia (ERIA), serta Unit Penelitian dan Pelatihan Ekonomi & Bisnis (P2EB) Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Gadjah Mada dalam memberikan pengetahuan, awareness dan rekomendasi kebijakan kepada stakeholders dalam rangka mendorong percepatan pembangunan Infrastruktur di Indonesia.
Kegiatan ini juga merupakan kolaborasi PT PII yang bekerja sama dengan P2EB FEB UGM, ERIA, serta anggota jaringan perguruan tinggi – University Network for Indonesia Infrastructure Development (UNIID). Adapun nantinya ouput kegiatan ini dapat diformulasikan dalam bentuk Policy Brief untuk disampaikan kepada para stakeholders dan tidak menutup kemungkinan dapat dimasukkan ke dalam TF8 Notes pada Pre-Summit TF 8 – T20 mendatang.