Jakarta – Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di sektor bahan peledak, PT Dahana (Persero) akan membangun pabrik penghasil bahan peledak di Timor Leste. Pembangunan pabrik tersebut akan dimulai pada tahun 2020 mendatang.
Presiden Direktur PT Dahana Budi Antono menerangkan, pembangunan pabrik bahan peledak di Timur Leste merupakan langkah ekspansi bisnis perseroan ke pasar ASEAN. Pembangunan pabrik itu juga menjadi langkah awal Dahana mengembangkan bisnisnya di Timur Leste karena negara tersebut punya potensi pasar yang besar.
“Awalnya, Timor Leste ingin mandiri dalam bidang bahan peledak. Jadi Dahana diundang untuk bikin pabrik di sana. Dahana langsung mengiyakan. Karena kalau tidak diambil maka perusahaan Australia yang akan masuk ke Timor Leste. Ini peluang bagus untuk Dahana,” kata Budi di Kementerian BUMN, Jakarta, Selasa, 12 November 2019.
Dari sisi kapasitas, lanjut Budi, pabrik di Timor Leste memang relatif kecil. Kapasitas produksinya hanya sekitar 1.000 ton per tahun. Investasi yang dibutuhkan sekitar Rp10-15 miliar. Namun dari sisi peluang bisnis, pabrik tersebut sangat menjanjikan. Timor Leste secara geografis dipenuhi pegunungan dan perbukitan, maka pembangunan terowongan untuk infrastruktur akan banyak dibutuhkan.
“Timor Leste bikin pelabuhan, Tibar Bay Port. Jadi yang tadinya gunung, dilakukan cut and field dan dijadikan pelabuhan. Prosesnya tentu butuh bahan peledak. Kami ekspor bahan peledak ke Timor Leste untuk mendukung proyek tersebut,” ujar Budi.
Pembangunan pabrik tersebut diproyeksi hanya membutuhkan waktu enam bulan untuk pengerjaan konstruksi. Dalam waktu dekat ini, Dahana akan menerima kunjungan dari pihak Timor Leste untuk mematangkan rencana pembangunan pabrik tersebut.
Dahana sendiri saat ini tengah menggarap dua proyek prioritas, yakni pembangunan pabrik ammonium nitrat di Bontang, dan pabrik propelan di Subang. Kedua proyek tersebut masing-masing membutuhkan investasi sebesar Rp1,1 triliun dan Rp2,3 triliun. (*) Ari Astriawan