Jakarta – Menyambut tahun politik 2024, prospek sektor properti diyakini akan tetap membaik. Meski investor ataupun perusahaan akan ada yang bersikap wait and see dalam mengambil keputusan, sejumlah segmen properti diproyeksi akan tetap tumbuh.
“Dengan pertumbuhan ekonomi seperti sekarang, kita mempunyai semua alasan untuk optimis. Sehingga tidak perlu kita ngerem. Bahkan Presiden Joko Widodo mengatakan kepada perbankan agar jangan terlalu konservatif. Sentimen global jangan sampai tersalurkan ke sini karena ekonomi kita ini sebagian besar dipengaruhi konsumsi,” papar Handa Sulaiman, Vice Chairman Cushman & Wakefield Indonesia di Jakarta, Kamis, 7 Desember 2023.
Baca juga: Konektivitas Transportasi Bikin Sektor Properti Makin Menggeliat
Handa mengatakan, sektor properti menjadi salah satu engine pertumbuhan ekonomi. Harusnya bisa tetap tumbuh positf. Tapi diakui, tidak semua sektor atau segmen akan tumbuh positif, karena masyarakat sedikit banyak pasti terdampak sentimen ekonomi global.
Di dalam negeri, sentimen pasar properti terbilang positif. Perbankan juga tidak jor-joran menaikan suku bunga KPR. Namun sentimen di dalam negeri terbilang sangat positif, termasuk dari sisi tingkat suku bunga. Persaingan antar bank terbilang intens, sehingga bunga yang diberikan pun harus tetap realistis untuk menjaga kenyamanan nasabah KPR.
Arif Rahardjo, Director of Strategic Consulting of Cushman & Wakefield mengungkapkan, segmen perkantoran CBD di Jakarta misalnya, akan mengalami perbaikan dari sisi okupasi (tingkat hunian) pada 2024. Meski banyak perusahaan wait and see menunggu hasil Pemilu 2024, segmen ini akan meningkat didorong konsolidasi perusahaan dan perpindahan ke gedung perkantoran yang lebih baik. Apalagi tahun depan diperkirakan tidak ada pasokan baru di segmen ini, akibat masih mangkraknya beberapa proyek perkantoran yang dalam tahap konstruksi.
Sementara segmen ritel akan mengalami tambahan sekitar 100 ribu meter persegi, dengan beroperasinya tiga pusat perbelanjaan baru. Segmen ini akan tumbuh, apalagi brand-brand internasional masih tertarik masuk pasar ritel Indonesia. Adapun harga sewa diprediksi tidak akan banyak berubah, hanya biaya service charged yang akan mengalami sedikit kenaikan.
Untuk pasar kondominium, akan mengalami penambahan pasokan sekitar 20 ribu unit dari proyek-proyek yang akan selesai tahun depan. Sebagian besar berlokasi di Jakarta Selatan, Bekasi, dan Tangerang. Sebelum Pemilu, pengembangan dinilai akan cenderung wait and see sebelum merilis produk kondominium baru. Pengembang masih akan memprioritaskan proyek eksisting untuk dipasarkan.
Hampir serupa, pasar apartemen sewa diprediksi akan meningkat pada 2024. Akan ada penambahan sejumlah unit baru. Permintaan pun akan meningkat sekitar 8.000 unit pada 2024. Dari sisi harga, diproyeksi stabil.
Baca juga:
“Untuk kawasan industri, mayoritas pasokan di Bekasi dan Karawang. Permintaan masih terjadi dan akan berlanjut pada 2024, kebanyakan dari perusahaan berbasis IT, seperti data center. Tantanganya sekarang land bank sudah sangat berkurang. Beberapa pengembang mulai mencari kawasan baru,” ujar Arif.
Baca juga: AAUI: Properti Dominasi 25,3 Persen Pangsa Pasar Asuransi Umum, Segini Total Preminya
Sementara untuk segmen Hotel dan rumah tapak diyakini akan tumbuh cukup signifikan. Hotel terbantu permintaan MICE yang makin meningkat, seiring banyaknya event skala besar yang digelar. Sedangkan rumah tapak memang menjadi favorit end user alias pengguna. Segmen ini akan terus tumbuh. (*) Ari Astriawan