Progres Capai 23 Persen, Proyek LRT Jakarta Garapan Waskita Siap Beroperasi 2027

Progres Capai 23 Persen, Proyek LRT Jakarta Garapan Waskita Siap Beroperasi 2027

Jakarta – PT Waskita Karya (Persero) Tbk, perusahaan BUMN yang bergerak di bidang konstruksi, tengah membangun proyek Light Rail Transit (LRT) Jakarta Fase 1B rute Velodrome-Manggarai, Jakarta Timur. Pengerjaan proyek tersebut telah mencapai 23,15 persen.

Selain itu, pada April lalu, sudah dilakukan pengangkatan pertama balok girder atau erection girder di area Jalan Pemuda, Rawamangun. Proyek ini merupakan lanjutan dari LRT Jakarta Fase 1A rute Kelapa Gading-Velodrome, Jakarta Utara.

Corporate Secretary Waskita Karya, Ermy Puspa Yunita menjelaskan Waskita Karya ditunjuk oleh PT Jakarta Propertindo (Perseroda) untuk membangun LRT Jakarta Fase 1B senilai Rp4,55 triliun pada Oktober 2023. Anggaran proyek tersebut menggunakan dana APBD DKI Jakarta.

“Perseroan berkomitmen menyelesaikan proyek LRT Jakarta Fase 1B ini dengan tepat waktu dan tepat mutu. Demi mendukung layanan transportasi publik yang masif, perseroan melakukan pekerjaan konstruksi sesuai target. Pembangunan LRT Jakarta rute Velodrome-Manggarai ini sebagai wujud Perseroan dalam mendukung kegiatan sosial dan perekonomian masyarakat Jakarta,” katanya, seperti dikutip, Senin 5 Agustus 2024.

Baca juga: Tingkatkan Branding, Bank BJB Kolaborasi dengan KAI Ubah Nama Stasiun LRT Pancoran

Ia menambahkan, LRT Jakarta akan dioperasikan dengan waktu jeda atau headway selama 10 menit. Melalui perpanjangan rute ini, diperkirakan ada peningkatan potensi penumpang secara bertahap menjadi 80 ribu per hari.

Guna memaksimalkan okupansi LRT Jakarta, ke depan juga akan dikembangkan Fase 2A dengan lintas Kelapa Gading-JIS, 1C Manggarai-Dukuh Atas, 1D Dukuh Atas-Pesing. Ada pula rute 3A dan 3B yang masing-masing akan melengkapi rute Kemayoran-JIS-Kelapa Gading-Velodrome-Klender-Halim.

Dalam pembangunan LRT Jakarta Fase 1B tim proyek melakukan beberapa inovasi diantara lain, design long span (bentang panjang) termasuk metode pelaksanaannya, AFC (Automatic Fare Collection) sebagai payment gateway dan implementasi Building Information Modeling (BIM) sampai level 7D. Inovasi long span dilakukan karena kondisi semua trase Proyek LRT Jakarta Fase 1B dikerjakan di area jalan raya dengan lalu lintas aktif dan padat di Kota Jakarta dan beberapa melintas di simpang besar.

Misalnya juga pekerjaan di area halte Trans Jakarta menggunakan steelbox girder bentang panjang sehingga tetap operasi dan tidak membongkar halte. Pada inovasi AFC (Automatic Fare Collection) sebagai payment gateway yang bisa digunakan dengan berbagai macam pembayaran digital seperti e-wallet dan QRIS.

Nantinya, proyek LRT Jakarta Fase 1B akan terintegrasi dengan berbagai moda public transport melalui koridor Linkway. Sementara, penerapan Building Information Modeling (BIM) sampai level 7D dilakukan guna mendukung pelaksanaan proyek. Proses koordinasi dengan stakeholder proyek menggunakan Electronic Document Management System (EDMS) dan Common Data Environment (CDE) dalam satu platform yaitu Autodesk Construction Cloud (ACC).

Platrform tersebut dapat melihat proses peninjauan dan persetujuan dokumen secara daring serta diakses oleh semua pemangku kepentingan.

“Pengembangan inovasi BIM menjadi hal yang wajib dilakukan selama pembangunan. BIM membuat proses pekerjaan pada proyek menjadi lebih mudah mulai dari pembuatan gambar kerja, review desain, mapping progress, sequence pekerjaan, quantity take off dan cost estimate, hingga koordinasi dengan pihak yang terlibat pada proses pembangunan proyek baik itu pemberi tugas, kontraktor, maupun konsultan,” ujarnya.

Baca juga: Jokowi Akui MRT dan LRT Proyek Rugi, Ini Alasan Tetap Dibangun

Sementara, Direktur Jenderal Perkerataapian Kemenhub, Risal Wasal mengungkapkan pada tahap pengerjaan LRT Jakarta Fase 1B, LRT dibangun sepanjang 6,4 Kilometer (Km), terdiri dari lima stasiun yaitu Stasiun Rawamangun, Pramuka BPKP, Pasar Pramuka, Matraman, dan berakhir di Manggarai. Kehadiran LRT Jakarta Fase 1B ini akan menyempurnakan integrasi transportasi di Stasiun Manggarai.

Nantinya, ketika kereta jarak jauh tiba di stasiun ini, penumpang dapat langsung melanjutkan perjalanan ke Kelapa Gading menggunakan LRT Jakarta. Penumpang dapat memanfaatkan walkaway dari stasiun Manggarai menuju stasiun LRT.

“Kami optimistis pekerjaan proyek ini segera selesai dan bisa beroperasi pada awal 2027. Diharapkan pula pada kuartal ketiga 2026 sudah dapat dinikmati oleh publik,” ujarnya, seperti dikutip, Senin, 5 Agustus 2024. (*) Ayu Utami

Related Posts

News Update

Top News