Program Sejuta Rumah Butuh Sentuhan Kampus

Program Sejuta Rumah Butuh Sentuhan Kampus

Yogyakarta – PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) Menggandeng MM UGM Yogyakarta untuk membantu pengembangan dan penelitian program pelaihan property yang diselenggarakan oleh Housing Finance Center (HFC) BTN. Pasalanya, program sejuta rumah memerlukan dukungan banyak pihak.

Direktur Bank BTN Mahelan R Prabantariksa mengatakan, untuk menyempurnakan program pelatihan property yang diselenggarakan HFC BTN dalam mendukung program sejuta rumah BTN mengajak MM UGM. Program sejuta rumah juga butuh sentuhan dunia kampus agar lebih sempurna.

Adapun naskah kerjasama yang ditandatangani oleh Bank BTN dan MM UGM adalah tentang pengembangan dan penelitian program pelatihan dan konsultasi property untuk mendukung layanan HFC BTN.

Ruang lingkup kerjasama meliputi program sosialisasi, workshop atau pelatihan dan konsultasi serta penelitian property dimana dalam hal ini MM UGM akan memberkan pandangan dan masukan untuk optimalisasi dari program pelatihan yang selama ini diselenggarakan HFC BTN.

Mahelan menjelaskan selama ini HFC BTN dalam penyelenggaraan program pelatihan sudah menggandeng SBM ITB. Menurutnya, sudah ribuan lulusan HFC BTN yang sudah bisa langsung menjadi entrepreneur di bidang property sesuai dengan tujuan lembaga ini didirikan.

“Untuk mengoptimalkan dari program pelatihan property yang sudah jalan saat ini, kami masih memerlukan masukan untuk penyempurnaannya agar benar-benar produk hasil HFC BTN dapat menjadi refleksi dari apa yang selama ini menjadi harapan kita semua,” ujar dia dalam keterangannya, di Jakarta, Jumat, 3 Oktober 2017.

Selanjutnya Mahelan memaparkan kontribusi sektor perumahan terhadap PDB di Indonesia baru sebesar 2,5-2,8 persen. Sementara sektor perumahan tersebut erat hubungannya dengan 170 bisnis lainnya. Sehingga masih banyak ruang bisnis yang bisa dikembangkan.

“Kebutuhan rumah baru di Indonesia mencapai 800.000 unit per tahun, sementara kapasitas bangun baru berkisar 250.000-400.000 unit per tahun,” tegasnya.

Pada kesempatan yang sama Mahelan juga berbagi pengalaman dalam kelas leadership MM UGM dengan tema yang diambil seputar digital leadership. Menurutnya perubahan jaman yang serba cepat dengan era ekonomi digital perlu disikapi dengan hadirnya pemimpin yang dapat dengan cepat beradaptasi untuk mengikuti perubahan itu.

“Inovasi menjadi kunci bagi lahirnya sebuah perubahan. Oleh karena itu dibutuhkan digital leadership, katanya,” ucapnya.

Adapun ciri-ciri digital leadership menurut Mahelan adalah menyederhanakan proses pengambilan keputusan, memprioritaskan keragaman dan inklusi, mendengarkan eksekutif muda dan berinvestasi pada teknologi generasi masa depan. (*)

Related Posts

News Update

Top News