Jakarta – Presiden Joko Widodo menegaskan kepada semua pihak untuk melakukan hilirisasi. Menurutnya jangan berpuas diri dengan keberhasilan hilirisasi nikel yang melompat dari USD1,1 miliar saat menjadi bahan mentah pada 2014, dan menjadi USD30 – USD33 miliar di 2022.
“Bayangkan dari kira-kira Rp17 triliun dan melompat menjadi Rp450 triliun, betapa nilai tambah itu sangat besar sekali. Sehingga, sekali lagi saya sampaikan kepada Menteri jangan tengok kanan kiri lurus terus hilirisasi. Di gugat WTO (World Trade Organization) terus, kalah tapi harus terus,” ujar Jokowi dalam Mandiri Invesment Forum 2023, Rabu, 1 Februari 2023.
Lebih lanjut, Jokowi menyebutkan bahwa hal tersebut yang akan menjadikan Indonesia menjadi negara maju dari negara berkembang. “Jangan berpikir negara kita akan menjadi negara maju kalau kita takut. Menghilirkan bahan-bahan mentah yang ada di negara kita,” pungkasnya.
Presiden pun mengungkapkan tantangan mengintegrasikan hilirisasi dari modal SDA (Sumber Daya Alam) menjadi ekosistem industri. Dia pun memproyeksikan dampak hilirisasi minerba dan migas akan menambah PDB sebesar USD699 miliar atau Rp10.497 triliun dan lapangan kerja yang akan terbuka sebanyak 8,8 juta.
Pemerintah pun akan segera menghentikan ekspor bahan mentah tembaga di tahun ini, setelah sebelumnya menghentikan bauksit dan nikel.
“Jangan sampai ini nikel sudah stop, bauksit di Desember sudah stop, nanti sebentar lagi tembaga stop tahun ini, karena saya cek kemarin smelternya freeport dan smelter di NTB sudah lebih dari 50% sudah jadi, freefort sudah 51%. Jadi berani kita stop. Freefort udah menjadi milik kita jangan dibayangi lagi freefort masih menjadi milik Amerika,” tegasnya. (*)
Editor: Rezkiana Nisaputra