Jakarta – Presiden Bank Dunia David Malpass berencana untuk mundur dari posisinya sebagai orang nomor satu di Bank Dunia satu tahun sebelum masa jabatannya berakhir, begitu ungkap pengumuman Bank Dunia seperti dikutip dari CNN, Kamis, 16 Februari 2023.
David akan meninggalkan posisinya tersebut pada 30 Juni nanti, bertepatan dengan akhir tahun fiskal Bank Dunia, setelah sudah melayani di posisi tersebut selama empat tahun lebih.
“Ini adalah sebuah kehormatan dan kebanggaan bagi saya untuk melayani di salah satu institusi utama dunia. Dengan negara-negara berkembang yang tengah menghadapi krisis, saya bangga bahwa Bank Dunia telah memberikan respon dengan cepat, terukur, inovatif, dan berdampak,” ujarnya seperti dikutip dari CNN.
Bank Dunia dengan jumlah anggota 187 negara, telah meminjamkan dana kepada negara-negara berkembang untuk membantu mengurangi tingkat kemiskinan. Mantan Presiden AS Donald Trump menunjuk David Malpass sebagai pemimpin Bank Dunia di 2019 untuk masa jabatan lima tahun. Sebagai shareholder terbesar, negeri Paman Sam biasanya menunjuk seseorang dari pihaknya untuk menjadi orang nomor satu di Bank Dunia.
Selama kepemimpinan David, Bank Dunia sudah banyak berkontribusi dalam penyelesaian banyak krisis global, termasuk di dalamnya pandemi Covid-19 dan perang Rusia – Ukraina. Bank Dunia di bawah kepemimpinan David telah menyalurkan dana dalam jumlah besar untuk menangani kedua permasalahan global tersebut.
David juga berfokus pada kebijakan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, mengurangi beban utang negara, dan membantu mengurangi kemiskinan.
Namun demikian, David juga tak lepas dari kontroversi. Dirinya menerima kritikan dari para aktivis iklim pada September lalu, setelah ia menolak untuk mengkonfirmasi apakah dirinya menerima hasil konsensus scientific terkait pembakaran bahan bakar fosil yang dinyatakan berbahaya karena meningkatkan global warming.
Setelah menerima banyak kritikan, banyak pihak yang menyuruhnya untuk mundur dari jabatan Presiden Bank Dunia. Beberapa waktu kemudian, David kembali muncul ke publik dan menegaskan bahwa dirinya tidak menyangkal hasil konsensus scientific itu. Bank Dunia juga terpantau meningkatkan pembiayaan iklimnya dua kali lipat lebih menjadi sebesar USD32 miliar pada 2022.
Terkait dengan pengunduran ini, David menyampaikan bahwa ia sudah memutuskan untuk mengejar tantangan-tantangan baru, dan ini sekaligus menjadi kesempatan untuk terjadinya transisi kepemimpinan di Bank Dunia.
Di lain pihak, Menteri Keuangan AS Janet Yellen mengucapkan terima kasih kepada David atas pelayanannya di Bank Dunia selama ini. “Dunia telah terdampak dari dukungan kuat yang sudah ia berikan untuk Ukraina dalam menghadapi invasi ilegal dan tak beralasan dari Rusia, kontribusinya dalam membantu rakyat Afganistan, dan komitmennya untuk membantu negara-negara berpendapatan rendah melalui pengurangan nilai utang,” ucap Janet.
Janet juga menambahkan, Bank Dunia di bawah kepemimpinan David telah membuat kemajuan di bidang perubahan iklim. (*) Steven Widjaja