Jakarta – Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) mencatat pendapatan premi industri asuransi umum tumbuh double digit atau sebesar 15,3%, dari Rp78,14 triliun pada 2021 menjadi Rp90,12 triliun di 2022. Tiga lini bisnis seperti asuransi kendaraan, asuransi properti, dan asuransi kredit jadi penyumbang terbesar.
Hal tersebut seperti diungkapkan Wakil Ketua Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) Bidang Statistik Trinita Situmeang dalam konferensi pers industri asuransi umum triwulan IV, di Jakarta, Selasa, 28 Februari 2023.
Asuransi kendaraan mencatatkan pertumbuhan premi 15,7% secara tahunan menjadi Rp18,15 triliun di 2022. Naiknya premi sejalan dengan penjualan kendaraan yang meningkat pula, di mana penjualan ritel roda empat tumbuh 17,4% menjadi 1,01 juta unit dan roda empat tumbuh 3,2% menjadi 5,22 juta unit.
Hal serupa juga terjadi pada lini asuransi properti yang tumbuh 17,3% menjadi Rp26,23 triliun. Naiknya premi juga disebabkan oleh indeks permintaan properti komersial untuk kategori sewa tumbuh 11,59% dan kategori jual tumbuh 0,76%.
Sementara, lini asuransi kredit tumbuh 4,5% menjadi Rp14,30 triliun. Trinita menjelaskan, sebagian besar lini usaha mencatatkan pertumbuhan positif dan hanya dua lini bisnis asuransi umum yang membukukan pertumbuhan negatif pada triwulan IV tahun 2022.
“Lini usaha yang mengalami pertumbuhan negatif adalah asuransi energy off shore dan asuransi surety ship,” tegasnya.
Sebagai informasi, lini asuransi kendaraan mengkontribusi sebesar 20% dari total pendapatan premi industri di 2022, asuransi properti 29% dan asuransi kredit menggengam pangsa 16%. (*) Bagus Kasanjanu