Pound masih tertekan
Jakarta – Poundsterling terus berada pada tren pelemahan, meski, Perdana Menteri Inggris, Theresa May akhirnya memberikan perkiraan lini waktu kapan Pasal 50 akan diberlakukan. Sebelumnya, Perdana Menteri Inggris menjadwalkan untuk mengaktifkan Pasal 50 sebelum Maret 2016 sehingga minat investor terhadap Poundsterling menurun dan mata uang ini merosot ke level terendahnya dalam hampir tiga bulan ini. Nilai tukar poundsterling terhadap dolar AS berada di angka 1.2844.
Jameel Ahmed, VP of Market Reseacrh Forextime mengatakan, investor sekarang merefleksikan risiko yang lebih tinggi ke dalam nilai tukar GBP dan walaupun GBPUSD telah melemah dari 1.50 tahun ini menjadi 1.28″ terangnya.
Perlu diketahui, lanjutnya, bahwa penurunan sejauh ini terjadi karena hasil referendum Uni Eropa yang mengejutkan, bukan karena Inggris benar-benar keluar dari Uni Eropa.
Jameel juga menyebutkan bahwa Pemerintah Inggris menghadapi masa yang tidak mudah dalam mempersiapkan untuk keluar dari Uni Eropa. “Karena itu, saya pribadi meyakini bahwa GBP akan terustertekan untuk periode yang cukup panjang” ujar Jameel. (Selanjutnya : Pelemahan poundsterling terus berlanjut…)
Page: 1 2
Jakarta – Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT Bank Maybank Indonesia Tbk. (Perseroan) tahun… Read More
Jakarta - PT Bank CIMB Niaga Tbk (CIMB Niaga) terus menghadirkan inovasi layanan perbankan digital… Read More
Jakarta – Skema pembiayaan beli sekarang bayar nanti (buy now pay later/BNPL) terus menunjukkan ekspansi… Read More
Jakarta - Pemerintah Indonesia tengah mengintensifkan upaya diplomatik dan kemanusiaan di kawasan Timur Tengah, khususnya… Read More
Jakarta - PT Bank Mega Syariah mencatat adanya peningkatan volume transaksi digital pada mobile banking… Read More
Jakarta – Industri pembiayaan berbasis teknologi atau fintech peer-to-peer (P2P) lending terus mencatatkan pertumbuhan pesat… Read More