Perbankan

Porsi Pembiayaan UMKM Melalui Green Financing Bisa Capai 85%

Jakarta – PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) sebagai leading dalam penyaluran pembiayaan UMKM melihat adanya potensi perkembangan UMKM yang besar di Indonesia melalui green financing sebesar 85%. Namun, dari potensi tersebut terdapat beberapa peluang dan tantangan yang harus dihadapi.

Direktur Kepatuhan BRI, A. Solichin Lutfiyanto dalam Hybrid Forum Green UMKM Summit 2022 “Peran Perbankan dalam Mendukung Sektor Pertanian” yang digelar Infobank dan Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Tarumanegara, 27 Juni 2022 mengatakan, pihaknya akan terus fokus untuk mencapai potensi pembiayaan hijau tersebut. Dengan potensi yang besar itu, Bank BRI bersama dengan PNM membentuk ekosistem ultra mikro. Namun, dalam proses pengembangan sektor tersebut dibutuhkan kesiapan yang baik dari sisi SDM hingga infrastruktur.

“Tapi tentu tidak semua bank mempunyai kesiapan baik dari people dari jenis prosesnya tapi juga dari infrastrukturnya untuk masuk ke dalam sektor ini tentu kalau kita mau masuk ke dalam pembiayaan SME kita pasti butuh tenaga yang banyak, kita juga perlu digitalisasi karena dua hal yaitu nasabahnya besar sekali, sehingga digitalisasi untuk 2 hal, yaitu mitigasi risiko operasional dan overheat cost yang besar sekali,” ujar Solichin.

Ia menambahkan, jika berbicara terkait green financing di UMKM terdapat 2 hal yaitu, peluang dan tantangan. Dari sisi peluang, imbas dari adanya dua puncak krisis, ketegangan geopolitik dan pandemi Covid-19 memunculkan dua krisis utama yaitu energy dan pangan. Jika dari sektor pertanian dapat dikelola dengan baik dan juga didorong oleh isu-isu kesehatan organic akan menjadi peluang yang besar dari green financing.

Kemudian dari sisi tantangan adalah hampir semua stakeholder dari global, regional, hingga lokal standar ramai-ramai menyusun kebijakan terkait green financing tersebut. Oleh karena itu, kata dia, harus adanya sinergi antara pihak-pihak terkait agar tidak terjadi overlapping, sehingga ini menjadi hal penting karena nantinya kebijakan yang terjadi antar stakeholder akan saling menguatkan.

“Jadi ini poinnya pokoknya dari kami dari BRI Group adalah bagaimana kita bisa membalancing antara opportunity dan challenge ini, tapi kami dari BRI grup tetap melihat bahwa opportunitynya masih sangat besar terutama untuk teman-teman di industri perbankan yang memang membutuhkan dukungan untuk di pembiayaan,” ucap Solichin. (*) Khoirifa

Rezkiana Nisaputra

Recent Posts

Fungsi Intermediasi Bank Jasa Jakarta (Bank Saqu) Moncer di Triwulan III 2024

Jakarta - Kinerja fungsi intermediasi Bank Jasa Jakarta (Bank Saqu) menunjukkan hasil yang sangat baik… Read More

59 mins ago

Bertemu Sekjen PBB, Prabowo Tegaskan Komitmen RI Dukung Perdamaian Dunia

Jakarta - Presiden Prabowo Subianto menegaskan komitmen Indonesia untuk mendukung upaya PBB dalam mewujudkan perdamaian dan keadilan internasional. Termasuk… Read More

1 hour ago

OJK Catat Outstanding Paylater Perbankan Tembus Rp19,82 Triliun

Jakarta – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat outstanding paylater atau Buy Now Pay Later (BNPL) di perbankan… Read More

1 hour ago

Perkuat Inklusi Asuransi, AAUI Targetkan Rekrut 500 Ribu Tenaga Pemasar di 2025

Jakarta - Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) menargetkan jumlah agen asuransi umum mencapai 500 ribu… Read More

2 hours ago

PermataBank Bidik Bisnis Wealth Management Tumbuh Double Digit di 2025

Jakarta – Di tengah fenomena makan tabungan alias mantab akhir-akhir ini, pertumbuhan antara ‘orang-orang tajir’… Read More

2 hours ago

Kredit UMKM Kian Melambat, OJK Beberkan Penyebabnya

Jakarta – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebut tren pertumbuhan UMKM cenderung melambat, sejalan dengan risiko kredit UMKM… Read More

3 hours ago