Jakarta – PT Permodalan Nasional Madani atau PNM mengaku membutuhkan sumber pendanaan sebesar Rp16 triliun pada 2020. Dana sebesar itu akan digunakan untuk menyokong pembiayaan kepada nasabah PNM Mekaar dan PNM UlaMM, serta membayar utang yang akan jatuh tempo.
“Untuk kebutuhan pembiayaan sekitar Rp6 triliun dan hutang jatuh tempo sekitar Rp9-10 triliun. Sumber dananya kami jajaki dari beberapa alternatif. Bisa penerbitan obligasi dan MTN serta dari perbankan,” kata Direktur Keuangan PNM Tjatur H Priyono di Jakarta, Rabu, 13 November 2019.
Untuk obligasi, akhir tahun ini PNM akan melepas obligasi berkelanjutan III tahap II sebesar Rp1,35 triliun. Ini merupakan bagian dari penerbitan umum berkelanjutan (PUB) III dengan nilai total Rp6 triliun. Pada tahap I tahun ini sudah dilepas sebesar Rp2 triliun.
“Jadi tahun ini totalnya dilepas Rp3,35 triliun. Sisanya Rp2,65 triliun untuk tahun depan. Dari sisi peringkat, kami juga mendapatkan kenaikan dari idA menjadi idA+ dari PEFINDO,” imbuh Tjatur.
Tahun depan, PNM menargetkan total pembiayaan nasabah PNM Mekaar dan PNM UlaMM sebesar Rp26 triliun. Angka itu melonjak signifikan dari realisasi pembiayaan sampai akhir tahun ini yang diprediksi mencapai Rp18,5 triliun. Per 9 November 2019, PNM sudah menyalurkan Rp15,4 triliun kepada 5.710.745 nasabah PNM Mekaar yang tersebar di seluruh Indonesia. (*) Ari Astriawan