Jakarta – Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu membeberkan rencana yang akan diambil olehnya ke depan pasca penemuan 6 jasad sandera Israel di Gaza.
Salah satu langkah yang bakal diambil, yakni mengendalikan tepi selatan Jalur Gaza yang berbatasan dengan Mesir atau korider philadelphi.
Rencana tersebut diungkapkan Netanyahu saat tampil di TV setempat, pada 2 September 2024. Ia, berdiri di depan peta raksasa dengan sebuah penunjuk dipegang erat di tangannya.
Peta tersebut menampilkan gambar bom di Gaza, diselingi dengan kartun “pria bertopeng”. Di mana, Netanyahu ingin menghancurkan seluruh wilayah di utara poros yang dipotong tentara Israel melalui Jalur Gaza di bawah Kota Gaza, Koridor Netzarim.
Baca juga : Buntut 6 Sandera Tewas di Gaza, Warga Israel Demo Besar-besaran di Tel Aviv
“Tidak akan ada rekonstruksi dan masyarakat tidak diperbolehkan kembali ke rumah mereka,” katanya, dinukil Al Jazeera, Jumat, 6 September 2024.
Menurutnya, hal tersebut dilakukan agar pasukan Israel dapat membongkar infrastruktur terowongan atau “sarang” Hamas di wilayah tersebut.
Adapun, jalur paling selatan di Gaza, Koridor Philadelphi, akan tetap berada di bawah kendali militer Israel. Sementara, koridor ketiga yang baru akan dibangun antara Rafah dan Khan Younis dan juga dikendalikan oleh Israel.
Namun Netanyahu tidak ingin Israel terjebak dalam menangani urusan lebih dari dua juta warga sipil yang berencana untuk terus mengungsi, ia menyarankan agar otoritas sipil setempat yang mengurus hal tersebut.
Bagaimana dengan Tepi Barat yang diduduki?
Sesuai rencana, dirinya bakal menghapus Tepi Barat yang diduduki. Sebab, peta yang digunakan Netanyahu untuk menekankan menunjukkan bahwa Tepi Barat sepenuhnya dianeksasi ke dalam Israel.
Hal ini terjadi ketika serangan Israel terhadap kamp-kamp pengungsi dan kota-kota di Tepi Barat yang diduduki mencapai tingkat tertinggi, sebuah gambaran dari apa yang mungkin menjadi tujuan akhir Netanyahu.
Mengapa Koridor Philadelphi?
Philadelphi terletak di perbatasan Mesir, dan Netanyahu mengklaim bahwa hanya Israel yang dapat mengontrol penyeberangan perbatasan tersebut untuk menghentikan Hamas menyelundupkan tawanan mereka keluar dari Gaza atau menyelundupkan senjata dan barang selundupan lainnya ke dalamnya.
Baca juga : Israel Umumkan Komandan Militer Hamas Tewas dalam Serangan Udara di Gaza, Ini Sosoknya
Meskipun ada beberapa pernyataan publik yang dibuat oleh orang-orang dari dalam kabinet dan lembaga keamanannya, dia menggambarkan hal itu sebagai “landasan” keamanan Israel.
Namun para analis yakin fokus Netanyahu pada Koridor Philadelphi adalah karena alasan yang berbeda yakni mencoba menggagalkan perjanjian gencatan senjata.
Hal ini terjadi ketika serangan Israel terhadap kamp-kamp pengungsi dan kota-kota di Tepi Barat yang diduduki mencapai tingkat tertinggi, sebuah gambaran dari apa yang mungkin menjadi tujuan akhir Netanyahu.
“Pada dasarnya ini adalah alasan yang digunakan Netanyahu saat ini,” kata Zachary Lockman, Pakar Israel-Palestina di Universitas New York, kepada Al Jazeera. (*)
Editor : Galih Pratama