Pilarmas Beberkan Dampak dari Kolaborasi Danantara dan BEI ke Pasar Modal RI

Pilarmas Beberkan Dampak dari Kolaborasi Danantara dan BEI ke Pasar Modal RI

Poin Penting

  • Kolaborasi BPI Danantara dan BEI untuk meningkatkan transparansi dan daya tarik pasar modal Indonesia bagi investor internasional.
  • Rencana alokasi dana Danantara sebesar USD10 miliar pada kuartal IV 2025, dengan potensi aliran modal Rp8–16 triliun ke pasar saham, dinilai dapat memperkuat porsi investor domestik
  • Masuknya Danantara sebagai investor institusi besar berpotensi meningkatkan likuiditas dan memperdalam pasar, sekaligus mengurangi ketergantungan terhadap arus modal asing.

Jakarta – Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) dan Bursa Efek Indonesia (BEI) tengah menjajaki kolaborasi untuk membentuk indeks acuan baru, serta memperluas jangkauan Exchange Trade Fund (ETF) Indonesia ke pasar global. 

Inisiatif tersebut bertujuan meningkatkan transparansi, aksesibilitas, dan relevansi produk pasar modal Indonesia terhadap tren internasional. 

Manajemen Pilarmas Investindo Sekuritas, menilai pembentukan indeks Danantara x IDX dan ekspansi ETF dapat meningkatkan minat investor global terhadap aset Indonesia dan menciptakan permintaan tambahan jangka panjang. 

“Dalam jangka menengah, peningkatan partisipasi institusi domestik dapat membuat volatilitas IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan) lebih terkendali, memperkuat fondasi pasar, dan membuka peluang bagi pipeline Intial Public Offering (IPO) BUMN besar yang selama ini tertunda karena keterbatasan daya serap domestik,” tulis Pilarmas dalam risetnya di Jakarta, 26 November 2025.

Baca juga: BCA Siap Bagikan Dividen Interim Rp55 per Saham, Catat Jadwalnya!

Di sisi lain, BEI menilai kehadiran Danantara sebagai investor institusi besar dapat menjadi katalis penting bagi penguatan porsi investor domestik, yang saat ini kepemilikannya baru 39,4 persen dan transaksi hanya 14,4 persen. 

Nantinya, Danantara berencana mengalokasikan USD10 miliar pada kuartal kuartal IV 2025, dengan 80 persen untuk investasi dalam negeri. Jika 5–10 persen masuk ke saham, potensi aliran modal mencapai Rp8–16 triliun. 

“Minimnya kapasitas serapan investor institusi domestik selama ini menjadi hambatan bagi IPO BUMN, seperti penundaan IPO PHE. BEI mendorong lebih banyak perusahaan besar masuk bursa agar pasar lebih dalam dan institusi domestik punya lebih banyak pilihan,” tulis Pilarmas.

Adapun, dengan masuknya Danantara sebagai institusi dengan kapasitas dana besar berpotensi menjadi angin pendorong signifikan bagi IHSG. 

Baca juga: Saham Ini Resmi Masuk MSCI per 25 November, Simak Rekomendasinya!

Potensi aliran dana Rp8–16 triliun ke saham dapat meningkatkan likuiditas, memperdalam pasar, dan mengurangi ketergantungan pada arus modal asing yang selama ini membuat IHSG rentan terhadap sentimen eksternal. 

Jika dana tersebut dialokasikan terutama ke saham-saham berkapitalisasi besar, maka indeks berpeluang mengalami re-rating pada sektor-sektor utama, seperti keuangan, energi, telekomunikasi, serta BUMN yang akan atau baru IPO. (*)

Editor: Galih Pratama

Related Posts

News Update

Netizen +62