Categories: CSR

Phapros Edukasi Pencegahan Stunting Sejak Dini

Sidoarjo – Dalam rangka memperingati Hari Santri Nasional 2021, PT Phapros Tbk menggandeng 250 santri dari 20 pondok pesantren di wilayah Sidoarjo dan Gresik untuk melakukan edukasi pencegahan stunting. Edukasi ini merupakan salah satu bentuk tanggung jawab sosial perusahaan di bidang pendidikan dan kesehatan.

Manajemen Phapros menekankan pentingnya pencegahan stunting sejak dini, yakni dengan mengedukasi pelajar, dalam hal ini para santri tentang manfaat vitamin penambah darah yang bisa membantu menekan angka gizi buruk yang disebabkan oleh Anemia atau kekurangan darah.

“Kolaborasi dan dukungan dari Pemerintah Daerah serta komitmen tanggung jawab sosial industri untuk melakukan edukasi pencegahan stunting ini penting dilakukan, mengingat ini adalah tantangan kita bersama sehingga dibutuhkan peran dari berbagai pihak untuk bisa menurunkan angka stunting,” ujar Hadi Kardoko, Direktur Utama PT Phapros Tbk, Kamis, 21 Oktober 2021.

Anemia atau kurang darah kerap dialami remaja, khususnya remaja perempuan. Jika pada usia remaja mereka memiliki masalah kesehatan hal ini akan berdampak pada kerentanan penyakit saat mereka dewasa. 

Artinya, selain terkena stunting, anak dari ibu anemia juga berisiko lebih besar untuk terkena anemia. Ketika si anak yang anemia ini sudah tumbuh dewasa dan menjadi seorang ibu, lahirlah lagi anak yang stunting dan kondisi anemia lainnya.

“Karena itu Phapros sangat concern dengan hal ini. Kegiatan yang dilakukan Phapros saat ini menjadi awal dari rangkaian tanggungjawab sosial terkait stunting lainnya, dengan kolaborasi bersama Pemerintah Daerah,” imbuh Hadi.

Sementara itu, Direktur Pemasaran Phapros, Tri Andayani mengatakan bahwa berdasarkan data Badan Kesehatan Dunia (WHO) pada 2012, tercatat ada 162 juta balita stunting dan 58 persen dari jumlah tersebut berada di Asia. 

“Penyebabnya adalah kurangnya asupan gizi saat hamil hingga bayi tersebut berusia 2 tahun, serta bisa berakibat pada gangguan pertumbuhan berupa tinggi badan anak lebih pendek dibandingkan rata-rata anak normal,” ucapnya.

Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2019 menunjukkan bahwa prevelansi stunting Indonesia sebesar 27,67 persen, meski mengalami penurunan 3 persen dibandingkan tahun 2013, angka tersebut belum mencapai standar WHO untuk stunting yang berada dibawah 20 persen.

“Melalui gerakan ini Phapros mengajak seluruh pihak untuk bersama melawan stunting demi mendukung perkembangan generasi Indonesia yang lebih baik,” tutupnya. (*)

Rezkiana Nisaputra

Recent Posts

Obligasi Hijau, Langkah Pollux Hotels Menembus Pembiayaan Berkelanjutan

Poin Penting Pollux Hotels Group menerbitkan obligasi berkelanjutan perdana dengan penjaminan penuh dan tanpa syarat… Read More

11 hours ago

BRI Bukukan Laba Rp45,44 Triliun per November 2025

Poin Penting BRI membukukan laba bank only Rp45,44 triliun per November 2025, turun dari Rp50… Read More

17 hours ago

Jadwal Operasional BCA, BRI, Bank Mandiri, BNI, dan BTN Selama Libur Nataru 2025-2026

Poin Penting Seluruh bank besar seperti BCA, BRI, Mandiri, BNI, dan BTN memastikan layanan perbankan… Read More

18 hours ago

Bank Jateng Setor Dividen Rp1,12 Triliun ke Pemprov dan 35 Kabupaten/Kota

Poin Penting Bank Jateng membagikan dividen Rp1,12 triliun kepada Pemprov dan 35 kabupaten/kota di Jateng,… Read More

19 hours ago

Pendapatan Tak Menentu? Ini Tips Mengatur Keuangan untuk Freelancer

Poin Penting Perencanaan keuangan krusial bagi freelancer untuk mengelola arus kas, menyiapkan dana darurat, proteksi,… Read More

20 hours ago

Libur Nataru Aman di Jalan, Simak Tips Berkendara Jauh dengan Kendaraan Pribadi

Poin Penting Pastikan kendaraan dan dokumen dalam kondisi lengkap dan prima, termasuk servis mesin, rem,… Read More

1 day ago