Jakarta — Tutupnya beberapa toko ritel di Jakarta pada waktu lalu telah mengagetkan para pelaku usaha maupun masyarakat. Penutupan tersebut sejalan dengan isu yang berkembang mengenai turunnya daya beli masyarakat.
Menanggapi hal tersebut, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo), Roy Mandey menilai tutupnya beberapa gerai ritel di Jakarta bukan karena daya beli masyarakat yang turun, namun akibat gaya hidup masyarakat yang berubah.
“Sekarang belanja itu bukan sebagai kebutuhan pokok, selain makanan dan minuman lebih dari itu bukan merupakan suatu yang disyaratkan dalam kehidupan masyarakat,” kata Roy pada diskusi media di Jakarta, Rabu, 1 November 2017.
Dirinya menambahkan, gaya hidup masyarakat lebih mengarah pada gaya hidup traveling dimana setiap orang rela menghabiskan banyak uang untuk dapat mengunjungi suatu tempat. (Bersambung ke halaman berikutnya)
Page: 1 2
Poin Penting Menurut Asuransi Jasindo mobilitas tinggi memicu potensi kecelakaan dan kejahatan, sehingga perlindungan risiko… Read More
Poin Penting Pemerintah menyelamatkan lebih dari Rp6,6 triliun keuangan negara, sebagai langkah awal komitmen Presiden… Read More
Poin Penting Bank Mandiri menerapkan perlakuan khusus kredit bagi debitur terdampak bencana di Aceh, Sumut,… Read More
Poin Penting BNI menyalurkan kredit Rp822,59 triliun per November 2025, naik 11,23 persen yoy—melampaui pertumbuhan… Read More
Poin Penting BSI menyiagakan 348 kantor cabang di seluruh Indonesia selama libur Natal 2025 dan… Read More
Poin Penting Harga emas Pegadaian turun jelang libur Nataru 2025/2026, dengan emas Galeri24 turun Rp22.000… Read More