Jakarta — Tutupnya beberapa toko ritel di Jakarta pada waktu lalu telah mengagetkan para pelaku usaha maupun masyarakat. Penutupan tersebut sejalan dengan isu yang berkembang mengenai turunnya daya beli masyarakat.
Menanggapi hal tersebut, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo), Roy Mandey menilai tutupnya beberapa gerai ritel di Jakarta bukan karena daya beli masyarakat yang turun, namun akibat gaya hidup masyarakat yang berubah.
“Sekarang belanja itu bukan sebagai kebutuhan pokok, selain makanan dan minuman lebih dari itu bukan merupakan suatu yang disyaratkan dalam kehidupan masyarakat,” kata Roy pada diskusi media di Jakarta, Rabu, 1 November 2017.
Dirinya menambahkan, gaya hidup masyarakat lebih mengarah pada gaya hidup traveling dimana setiap orang rela menghabiskan banyak uang untuk dapat mengunjungi suatu tempat. (Bersambung ke halaman berikutnya)
Page: 1 2
Jakarta - Perusahaan pembiayaan PT Home Credit Indonesia (Home Credit) terus berupaya meningkatkan inklusi keuangan… Read More
Jakarta - Hilirisasi nikel di Pulau Obi, Maluku Utara membuat ekonomi desa sekitar tumbuh dua… Read More
Jakarta - Menteri Koperasi (Menkop) Budi Arie Setiadi mendukung langkah Induk Koperasi Unit Desa (Inkud)… Read More
Jakarta - PT Bank Central Asia Tbk (BCA) untuk pertama kalinya menggelar kompetisi Runvestasi pada… Read More
Jakarta - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) memberi tanggapan terkait penutupan Indeks Harga Saham Gabungan… Read More
Jakarta - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) bersama Self-Regulatory Organization (SRO), dengan dukungan dari Otoritas… Read More