Jakarta – Indonesia kerap dikenal sebagai salah satu negara startup digital di Asia Tenggara, karena banyaknya jumlah startup yang bermunculan setiap tahunnya. Untuk itu, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) RI berkomitmen untuk terus mendampingi para pelaku startup dalam pengembangan bisnisnya, serta membentuk ekosistem digital di Indonesia agar terjadi transfer of knowledge & experience, termasuk dalam menghadapi tech winter saat ini.
Seiring berjalannya waktu, lanskap pertumbuhan startup di Indonesia menjadi kian dinamis. Oleh karena itu, Startup Studio Indonesia (SSI) menjadi wadah yang tepat dimana founders atau pelaku startup tahap awal bisa belajar dan berdiskusi langsung dengan para mentor berpengalaman dari startup ternama. Kehadiran SSI sebagai wadah ekosistem mempermudah pelaku startup di Indonesia untuk bertemu, berjejaring, dan menjalin kolaborasi satu sama lain.
Menurut Adrian Gilrandy, Co-Founder Praktis terdapat beberapa hal yang bisa dilakukan untuk memperbesar peluang startup. Sampai akhir tahun depan, ada kemungkinan terdapat beberapa tantangan dari segi fundraising, khususnya untuk startup growth-stage. Dalam hal ini, proses due-dill akan lebih panjang dan terperinci. Namun, untuk early-stage startup, diprediksi akan lebih mudah untuk mendapatkan fundraising, selama startup mampu meyakinkan investor mengenai tiga aspek.
“Tiga aspek itu adalah model bisnis (meski belum ada pendapatan, setidaknya ada rencana monetisasi yang jelas), serta produk atau jasa yang mampu menyelesaikan isu yang tengah dihadapi target audiens,” ungkap Adrian dikutip 26 Juni 2023.
Alih-alih hanya mengandalkan traction pertumbuhan, kini startup juga dituntut untuk memiliki perencanaan bisnis dan strategi keberlanjutan yang lebih matang. Investor pun menjadi lebih berhati-hati dalam mengucurkan investasi ke startup tahap awal. Meskipun tidak ada rumus pasti dalam mencari pendanaan tahap awal, namun kata Ferdiansyah selaku Co-Founder and Finance Director Zi.Care terdapat beberapa hal yang bisa dilakukan untuk memperbesar peluang.
“Yakni selalu evaluasi dan memperkuat path to profitability karena investor selalu mencari sustainability dalam suatu usaha yang akan didanai, aktif dalam asosiasi atau perkumpulan dalam industri, sebagai bagian dari eksposur dan kolaborasi agar lebih kuat, find a good and suitable mentor and advisor incubator. Tidak hanya yang punya reputasi baik tapi juga cocok dengan visi founder, agar network serta business model makin kuat. Selain itu, penting juga untuk selalu mempertahankan pencatatan dan dokumentasi operasional serta pertumbuhan perusahaan serapi dan semaksimal mungkin, karena ini semua dasar pemgambilan keputusan dan kredibilitas perusahaan di mata investor,” paparnya.
CEO dan Co-Founder Broom, Pandu Adi Laras turut menambahkan, pada tahap awal, pemilihan model bisnis menjadi sangat penting. Menurutnya, pihaknya selalu berusaha untuk membuat produk yang benar-benar memecahkan masalah di industri mobil bekas dan tidak lupa untuk memastikan produk tersebut memiliki unit economics yang masuk akal untuk dijalankan bahkan ketika skalanya masih kecil,” ungkapnya.
Dukungan terhadap startup tahap awal tidak berhenti seiring dengan berakhirnya program SSI. Kominfo masih terus berinteraksi dan memantau perjalanan masing-masing alumni melalui Program Alumni. Selain itu, Kominfo pun mengadakan sesi coaching tambahan dan pertemuan rutin untuk mempererat peran SSI sebagai wadah ekosistem digital yang komprehensif.
Asal tahu saja, Kominfo telah menutup serangkaian program akselerator SSI Batch 6 dengan acara puncak “Milestone Day”. Acara ini merupakan momen krusial dalam perjalanan 17 startup finalis yang telah mendapatkan dukungan dan bimbingan selama empat bulan terakhir untuk mencapai Product Market Fit (PMF). Mereka berkesempatan untuk mempresentasikan bisnis dan pencapaiannya kepada para pemangku kepentingan, seperti lembaga pemerintah dan venture capital.
Diluncurkan sejak tahun 2020, SSI merupakan program tahunan Kominfo yang bertujuan untuk mendampingi dan melatih para startup tahap awal (early-stage) dalam perjalanan mencapai product-market fit. Konsistensi dan kualitas program inkubator ini terbukti efektif meluluskan total 80 alumni startup dari 5 batch terdahulu, dimana para alumni berhasil scale up dan mengembangkan bisnisnya, baik dengan meraih pendanaan, investor baru, hingga memperluas jangkauan operasional. Menurut data SSI, alumni yang berhasil mendapatkan pendanaan tahap awal setelah lulus dari program berkisar di angka 13-40% di setiap batch. Per Desember 2022, total pendanaan yang mengalir ke alumni SSI telah mencapai Rp 392,1 miliar.
Untuk membantu startup tahap awal dalam menavigasi lanskap ekonomi digital yang terus berubah, Kominfo akan terus melanjutkan program Startup Studio Indonesia dengan target memfasilitasi 150 startup digital di tahun 2024. Harapannya, para startup alumni SSI mampu mengembangkan skala bisnisnya dan mencapai Product Market Fit yang berkelanjutan, sehingga bisa terus berinovasi dan menciptakan solusi digital sesuai kebutuhan masyarakat. (*)