Jakarta – Bank Indonesia (BI) mencatat, pertumbuhan kredit perbankan terus mengalami perbaikan. Hal ini tercermin dari kredit yang disalurkan oleh perbankan pada Januari 2022 terus menunjukan tren positif. Penyaluran kredit pada Januari 2022 tercatat sebesar Rp5.700 triliun, atau mengalami pertumbuhan hingga 5,5% (yoy), atau lebih tinggi bila dibandingkan dengan bulan sebelumnya (4,99% yoy).
Direktur Eksekutif Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Erwin Haryono mengatakan, terdapat akselerasi penyaluran kredit kepada korporasi sebesar 5,4% (yoy) pada Januari 2022, meningkat dari 1,8% (yoy) pada bulan sebelumnya. Sementara itu, kredit kepada perorangan tercatat tumbuh melambat sebesar 7,1%(yoy) pada bulan laporan dibanding 8,4% (yoy) pada Desember 2021.
Berdasarkan jenis penggunaan, peningkatan penyaluran kredit pada Januari 2022 terutama terjadi pada Kredit Modal Kerja (KMK) dan Kredit Konsumsi (KK), sementara Kredit Investasi (KI) tumbuh stabil. KMK kembali terakselerasi, dari 6,1% (yoy) pada Desember 2021 menjadi 7,3% (yoy) pada Januari 2022, terutama di sektor Industri Pengolahan, serta Perdagangan, Hotel, dan Restoran (PHR).
KMK sektor Industri Pengolahan pada Januari 2022 tercatat tumbuh 10,2% (yoy), meningkat dibandingkan bulan sebelumnya (6,8% yoy). Peningkatan terutama terjadi pada KMK Industri Minyak Goreng dari Kelapa di Jawa Barat dan Sumatera Utara. Sementara itu, KMK sektor PHR tumbuh meningkat, dari 4,0% (yoy) menjadi 5,0% (yoy) pada Januari 2022, terutama pada industri Perdagangan Dalam Negeri Makanan, Minuman dan Tembakau Lainnya di DKI Jakarta dan Jawa Timur.
“Sementara itu, pertumbuhan Kredit Konsumsi (KK) terus menunjukan akselerasi, dari 4,6% (yoy) pada Desember 2021 menjadi 4,9% (yoy), disebabkan oleh akselerasi penyaluran kredit Pemilikan Rumah (KPR) dan kredit Multiguna,” ujar Erwin sepet dikutip data Uang Beredar Bank Indonesia, Rabu, 23 Februari 2022.
Di sisi lain, Kredit Investasi (KI) tumbuh stabil sebesar 3,2% (yoy) pada Januari 2022. Terdapat peningkatan penyaluran KI pada sektor Pertanian, Peternakan, Kehutanan, dan Perikanan yang diimbangi dengan penurunan pertumbuhan KI sektor PHR. KI sektor Pertanian, Peternakan, Kehutanan, dan Perikanan tumbuh sebesar 3,5% (yoy), meningkat dibandingkan bulan sebelumnya yang tumbuh 3,2% (yoy), terutama kredit yang disalurkan untuk sub sektor Perkebunan Kelapa Sawit di Kalimantan Tengah.
Sedangkan KI sektor PHR pada bulan Januari 2022 tumbuh negatif sebesar -0,4% (yoy), berbalik arah dibandingkan bulan sebelumnya (0,9% yoy) seiring perlambatan kredit pada subsektor Perdagangan Eceran Kertas, barang- barang dari Kertas, Alat Tulis, Barang Cetakan di Jawa Barat.
Lalu untuk, penyaluran kredit sektor Properti pada Januari 2022 tumbuh 5,4% (yoy), lebih tinggi dibandingkan Desember 2021 (4,8% yoy) terutama pada KPR/KPA dan kredit Real Estate. Kredit KPR/KPA tumbuh meningkat, dari 9,7% (yoy) menjadi 10,1% (yoy) pada bulan laporan, terutama kredit untuk Pemilikan Rumah Tinggal Tipe 22 s.d. 70 di Jawa Timur dan Jawa Barat. Sementara itu, Kredit Real Estate masih mengalami perkembangan positif (1,9% yoy), berbalik arah dibandingkan pertumbuhan negatif di bulan sebelumnya.
“Perkembangan dimaksud seiring dengan perbaikan penyaluran kredit Real Estate Gedung Perbelanjaan (Mal, Plaza) di DKI Jakarta. Di sisi lain, Kredit Konstruksi mengalami perlambatan, dari 0,8% (yoy) menjadi 0,6% (yoy) pada Januari 2022, terutama pada Konstruksi sub sektor Bangunan Jalan Jembatan dan Landasan,” jelas Erwin.
Selanjutnya, tambah Erwin, penyaluran kredit kepada UMKM pada Januari 2022 tumbuh sebesar 13,3% (yoy), meningkat dari bulan sebelumnya (12,3% yoy), terutama pada kredit skala mikro. Kredit UMKM skala mikro tumbuh 73,2% (yoy) pada Januari 2022, lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 61,9% (yoy). Di sisi lain, Kredit UMKM skala kecil tercatat tumbuh 26,3% (yoy), melambat dibandingkan 28,5% (yoy) pada bulan Desember 2021.
“Kredit usaha menengah mengalami kontraksi yang lebih dalam, dari -24,4% (yoy) pada bulan Desember 2021 menjadi -25,2% (yoy) pada bulan laporan. Berdasarkan jenis penggunaan, peningkatan kredit UMKM disebabkan oleh akselerasi Kredit Modal Kerja,” tutup Erwin. (*)