Jakarta–Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memperkirakan pertumbuhan kredit perbankan tahun depan di kisaran 12-13%.
Angka 12-13% sendiri tidak berbeda dengan perkiraan pertumbuhan tahun ini. Seperti diketahui, tahun ini OJK memperkirakan pertumbuhan kredit 12-13%. Hitungan tersebut menurut Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman D. Hadad masih merupakan hitungan awal, pasalnya OJK masih belum menghitung dampak akibat kebijakan moneter Bank Indonesia yang menurunkan Giro Wajib Minimum (GWM) Primer dari 8% ke 7,5% dalam Rapat Dewan Gubernur November ini.
“Nanti ini kan kebijakannya baru diumumkan, baru minta berapa dampaknya, berapa cost bisa turun dan sebagainya,” kata Muliaman di Jakarta, Kamis 19 November 2015.
Sebelumnya, Deputi Komisioner Pengawas Perbankan I OJK Mulya E. Siregar juga masih menolak memprediksi pertumbuhan kredit tahun depan dengan limpahan likuiditas Rp18 triliun karena penurunan GWM itu.
Seperti diketahui, pelonggaran kebijakan moneter oleh bank sentral dengan pemangkasan Giro Wajib Minimum (GWM) primer dari 8% menjadi 7,5% diyakini akan menambah likuiditas bagi perbankan sebesar Rp18 triliun.
Deputi Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan penurunan tersebut merupakan upaya bank sentral dalam meningkatkan kapasitas pembiayaan perbankan. (*) Ria Martati