Jakarta – Analis Panin Sekuritas melihat bahwa perlambatan pertumbuhan kredit baru diperkirakan akan terjadi pada kuartal I-2024 yang disebabkan oleh beberapa momentum.
Momentum perlambatan pertumbuhan kredit tersebut jika dilihat secara historis memang masih menunjukkan pelemahan di kuartal pertama. Namun, di sisi lain momentum pemilihan umum (Pemilu) 2024 juga menjadi salah satu sentimen bagi pertumbuhan kredit.
“Kami melihat perkiraan perlambatan kredit baru ini disebabkan oleh momentum, dikarenakan secara historis di kuartal pertama memang masih lemah, di samping itu adanya momentum pemilu juga menjadi sentimen untuk kredit modal kerja, di mana investor belum terlalu ekspansif dan cenderung wait and see,” tulis Analis Panin Sekuritas dalam Ulasan Pasar dikutip, 26 Januari 2024.
Baca juga: Laju Pertumbuhan Kredit Diperkirakan Stagnan, Gara-Gara Pemilu 2024?
Di mana sebelumnya, Bank Indonesia (BI) telah mengindikasikan bahwa saldo bersih tertimbang (SBT) untuk penyaluran kredit baru pada kuartal I-2024 sebesar 44,6 persen atau lebih kecil jika dibandingkan dengan kuartal sebelumnya yang mencapai 96,1 persen.
Adapun dalam survei tersebut prioritas utama bagi para responden adalah kredit yang terkait dengan modal kerja, diikuti oleh kredit investasi dan kredit konsumsi.
Untuk sektor yang diprioritaskan dalam survei penyaluran kredit baru di kuartal I-2024, di antaranya adalah sektor industri pengolahan, sektor perdagangan besar dan eceran, serta sektor perantara keuangan.
Baca juga: Survei BI: Penyaluran Kredit Baru Diprediksi Melambat di Triwulan I 2024, Ternyata Ini Penyebabnya
Sementara dari sisi profitabilitas, Panin Sekuritas optimis bahwa pertumbuhan laba bersih perbankan akan terus berlanjut positif dan tumbuh double digit hingga akhir 2023 yang ditopang oleh pertumbuhan kredit yang solid dengan net interest margin (NIM) yang masih stabil dan terjaga, serta ruang penurunan pada cost to income ratio (CIR) perbankan.
Hal tersebut didasarkan oleh perbankan nasional yang berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp221,63 triliun per November 2023 atau tumbuh 18,15 persen dibandingkan perolehan laba bersih November 2022 senilai Rp187,6 triliun. (*)
Editor: Galih Pratama