Jakarta – DBS Group Research memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan stabil di sekitar angka 5% pada 2023, atau kembali ke rata-rata lima tahun sebelum pandemi pada 2015-2019.
Hal ini dikarenakan perekonomian Indonesia tumbuh 5,3% pada 2022 yang menunjukan adanya laju tercepat dalam sembilan tahun dengan didorong oleh produk domestik bruto (PDB) tahunan yang telah disesuaikan secara musiman naik 7%, konsumsi 4%, dan ekspor mencatat kenaikan terbesar, yaitu 30%, jika dibandingkan dengan akhir 2019.
Tidak hanya itu, kontribusi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) terhadap perekonomian juga cukup besar, yaitu sebesar Rp371 triliun atau sekitar 18% dari anggaran 2021, melalui pajak, dividen, dan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP).
Melalui Kementerian BUMN, beberapa hal telah dilakukan untuk mengubah entitas tersebut, termasuk pembentukan perusahaan induk dan prakarsa restrukturisasi, dimana BUMN saat ini dikelompokkan menjadi dua belas perusahaan induk untuk mendukung strategi prioritas
pemerintah, meningkatkan sinergi, dan memperkuat kapabilitas permodalan atau pendanaan.
Beberapa perusahaan induk besar tersebut bergerak di sektor energi, pertambangan, ultra-mikro, perkebunan, farmasi, dan pasokan makanan.
Pada sektor komoditas, pemerintah mendorong investasi di bidang produksi baterai kendaraan listrik untuk menghasilkan produk dengan nilai jual lebih tinggi di luar smelter
Adapun, hal ini tercermin dari adanya Indonesia Battery Corporation (IBC) yang dibentuk untuk memenuhi kebutuhan tersebut, dengan konsorsium melibatkan BUMN, seperti, MIND ID, Antam, Pertamina, dan PLN. (*)
Editor: Rezkiana Nisaputra