Jakarta – Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi mengungkapkan, saat ini perbankan tidak bisa hanya mengandalkan pertumbuhan bisnis secara organik. Lebih jauh, industri ini harus melihat peluang-peluang pertumbuhan secara anorganik.
“Memiliki awareness bahwa bank itu tidak tumbuh secara organik, tapi kita juga lihat peluang-peluang secara anorganik,” ujarnya pada Webinar Infobank – Human Capital Summit 2021 bertajuk ‘Solving Scarcity of Leaders to Face The Era of Vuca’, di Jakarta, Kamis, 8 April 2021.
Darmawan menyatakan, pertumbuhan anorganik memang menjadi salah satu bagian dari transformasi berkelanjutan yang dilakukan Bank Mandiri. Selain itu, beberapa transformasi lainnya juga telah dilakukan perseroan sejak resmi merampungkan merger pada tahun 1999 silam.
“Setelah merger, kami memiliki satu milestone untuk memiliki mindset sebagai strategic business unit. Dan ini tentunya membangun manajemen kinerja untuk menunjang strategi utama bank pada saat itu, yang kita sadari ada beberapa hal positif dan ada hal-hal yang harus diperbaiki dengan konsep strategic business unit ini,” katanya.
Kemudian, lanjutnya, pasca merger Bank Mandiri juga menerapkan konsep performance management system. Pengimplementasian milestone kedua ini terlihat pada kinerja perseroan ke depannya. Selanjutnya, kita menerapkan four eyes principle dan tiga pilar yang dilakukan dalam proses underwriting fasilitas di Bank Mandiri. Selain itu, perseroan juga mengedepankan transformasi culture untuk terus menjaga integritas.
“Inti dari semua ini, kalau dilihat, kita bisa menghasilkan leader-leader baik untuk kebutuhan internal maupun untuk penugasan ke luar. Ini merupakan hasil dari long life university yang kita bentuk di Bank Mandiri yang menghasilkan leaders yang betul-betul memiliki strong integrity, high competitive mindset di market, focus on result, resilient & persistence, serta deal with complexity & change,” ujarnya. (*) Bagus Kasanjanu