Jakarta – PT Sarana Multi Infrastruktur atau SMI akan menjadi perusahaan pertama di Indonesia yang akan menerbitkan green bond (obligasi berbasis lingkungan). SMI berencana menerbitkan green bond dalam denominasi rupiah senilai Rp1 triliun lewat skema penawaran umum berkelanjutan (PUB) sebesar Rp3 triliun.
Saat ini, SMI tengah mengajukan izin kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Targetnya, perijinan akan keluar sebelum akhir Juni 2018 sehingga penerbitan green bond bisa segera direaliasikan.
“Kita expecting Juni-Juli 2018 sudah bisa terbit,” kata Emma Sri Martini, Direktur Utama SMI di kantor SMI, Jakarta, Kamis, 17 Mei 2018.
Berbeda dengan obligasi konvensional, dana dari penerbitan green bond harus digunakan untuk membiaya proyek berawasan lingkungan. Dalam POJK Nomor 60/POJK.04/2017 tentang Penerbitan dan Persyaratan Efek Bersifat Utang Berwawasan Lingkungan (green bond) disebutkan, minimal 70% dana hasil penawaran umum digunakan untuk kegiatan usaha berwawasan lingkungan (KUBL).
“Aturannya wajib paling tidak 70% untuk KBUL. Kami bahkan ingin 100% digunakan untuk membiayai green project,” imbuh Emma. SMI sendiri kata Emma punya banyak portfolio proyek yang berwasan lingkungan. Di antaranya green water seperti irigasi, bendungan. Ada pula projek green energy ataupun urban project yang bersifat green transport seperti LRT.
Emma optimis green bond akan disambut antusias oleh investor. Terlebih karena ini merupakan yang pertama di Indonesia.
“Yang uniknya selain kita issuer pertama, meskipun kita local currency namun kita sertifikasinya internasional Cicero Shades of Green dengan grade medium green. Biasanya ini digunakan untuk issuer global, supaya kita memastikan bahwa standar green project kita betul-betul green. Gradenya sendiri kan ada little green, medium green, dan dark green. Untuk starting, kita sudah bagus masuk grade medium green,” terangnya.
Tak hanya green bond, tahun ini SMI juga akan menerbitkan sukuk senilai Rp1 triliun.(Ari A)