Jakarta – Dalam perdagangan hari ini (2/4) nilai tukar rupiah terhadap dolar as ditutup melemah di level 16.515/US$ bila dibandingkan dari penutupan sebelumnya (1/4) di level 16.365/US$.
Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi kepada infobanknews menjelaskan, pasar kecewa terhadap pernyataan Pemerintah Indonesia dan Bank Indonesia (BI) yang mengasumsikan bahwa rupiah bisa ke Rp.17.500 atau Rp20.000 akibat pandemi virus corona yang saat ini terus bertambah di Indonesia.
“Walaupun hari ini sudah direvisi oleh Gubernur Bank Indonesia namun seyogyanya Pemerintah dan Bank Indonesia harus bisa mengayomi masyarakat sehingga tidak terjadi kepanikan yang berlebihan,” kata Ibrahim di Jakarta, Kamis 2 April 2020.
Menurutnya, pernyataan tersebut merupakan suatu kesalahan besar di mana pasar global sedang rentan dengan adanya tekanan yang cukup ekstrim baru-baru ini karena defisit neraca berjalan yang melebar. Terlebih cadangan mata uang asing terbatas sehingga meningkatkan risiko pelarian modal yang cukup tajam.
Sementara dari sisi global, Organisasi Kesehatan Dunia mengatakan bahwa jumlah kasus COVID-19 global mencapai 800.000 pada 1 April. Menurutnya pandemi COVID19 ini telah menunjukkan beberapa tanda-tanda akan ada peningkatan tajam dengan kasus-kasus global untuk mencapai satu juta dalam satu atau dua hari, karena pandemi tersebut sudah menyebar lebih dari 200 negara.
Sebagai informasi saja, berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) hari ini, (2/4) kurs rupiah berada pada level Rp16.741/ US$ atau terlihat melemah dari posisi Rp16.413/US$ pada perdagangan kemarin (1/4). (*)
Editor: Rezkiana Np