Jakarta – Dalam perdagangan sore ini (16/4) nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ditutup melemah tipis 65 point di level 15.640/US$ bila dibandingkan penutupan sebelumnya (15/4) di level 15.575/US$.
Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi kepada infobanknews menjelaskan, pelaku pasar sedikit kecewa terhadap pernyataan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati tentang ekspektasi buruknya ekonomi Indonesia karena wabah pandemi virus corona sehingga pertumbuhan ekonomi bisa tumbuh negatif.
Di sisi lain Bank Indonesia (BI) begitu optimis tentang fundamental ekonomi dalam negeri yang cukup tangguh, bahkan berulang-ulang memberikan informasi yang positif terhadap pasar.
“Dan ini menjadi pertanyaan bagi pasar, dimanakah startegi bauran yang selama ini di gadang-gadang baik oleh Pemerintah maupun BI yang membuat mata uang garuda menguat. Apakah ini mengindikasikan ketidaksinkronan antara kedua lembaga tersebut,” kata Ibrahim di Jakarta, Kamis 16 April 2020.
Sementara dari sisi global, pasar kembali khawatir dengan dampak ekonomi dari penyebaran pandemi virus corona di AS, kekhawatiran pasar muncul dari anjloknya data penjualan ritel di AS yang mencapai minus 8,7 persen pada Maret 2020.
“Kondisi minus 8,7 persen merupakan yang terendah dalam sejarah Negeri Paman Sam sejak 1992. AS mengharapkan 5,1 juta orang warganya untuk mengajukan pengangguran karena data klaim pengangguran awal bakal dirilis di kemudian hari,” kata Ibrahim.
Selain itu, indeks aktivitas manufaktur di kawasan New York juga terjun bebas hingga minus 78,2 persen. Penurunan data ekonomi juga tercermin dari laporan bank sentral AS, The Federal Reserve yang menyatakan tingkat pengangguran akan naik akibat pandemi corona.
Sedangkan berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) hari ini, (16/4) kurs rupiah berada pada posisi Rp15.787/ US$ terlihat melemah dari posisi Rp15.707/US$ pada perdagangan kemarin (15/4). (*)
Editor: Rezkiana Np