Jakarta – Tren permintaan kendaraan bermotor listrik berbasis baterai pada 2023 diproyeksikan meningkat seiring dengan kondisi ekonomi yang bergeliat ditandai peluncuran sejumlah produk baru di pasar. Terkait hal itu, PT BRI Multifinance Indonesia (BRI Finance) siap menyambut pasar kendaraan ramah lingkungan yang semakin bergairah.
Direktur Utama BRI Finance Azizatun Azhimah mengatakan, animo pasar terhadap kendaraan listrik di tahun 2022 sebenarnya cukup besar. Namun, terkendala pasokan dari pabrikan, harga yang masih dinilai mahal, hingga infrastruktur yang belum memadai.
“Potensinya besar tapi untuk tahun 2022 nasabah masih banyak bertanya, karena mungkin ada peralihan teknologi dari bahan bakar fosil ke tenaga listrik. Mudah-mudahan dengan berbagai insentif pemerintah tahun 2023 ini akan lebih baik. Karena kalau kami lihat yang fleet sudah banyak permintaan,” ujar Azizah dikutip Senin, 2 Januari 2023.
Optimisme Azizah terhadap meningkatnya permintaan kendaraan listrik terlihat pada tren kenaikan kredit kendaraan bermotor yang dicatat oleh Bank Indonesia. Berdasarkan analisis perkembangan uang beredar Bank Indonesia, kredit kendaraan bermotor mencapai Rp113,8 triliun pada Oktober 2022, dan meningkat menjadi Rp116,2 triliun pada November 2022.
Jumlah tersebut masing-masing bertumbuh 16,2% dan 16,4% dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2021. Oleh karena itu, lanjut Azizah, untuk menyambut tren kenaikan pasar pada 2023 yang indikatornya terlihat dari tahun lalu, pihaknya sudah menyiapkan beberapa langkah strategis.
“Kami bekerjasama dengan berbagai ATPM (Agen Tunggal Pemegang Merek) dan dealer, mengeluarkan program khusus bagi pembiayaan kendaraan bermotor listrik. Agen kami beri reward, atau insentif-insentif sehingga menjadi lebih semangat. Selain itu mempersiapkan jaringan pelayanan luas, mengoptimalkan dukungan Bank BRI sebagai perusahaan induk, dan pemanfaatan pipeline pembiayaan bagi debitur korporasi terutama BUMN, dan instansi pemerintah. Jadi, ketika ada nasabah potensial yang mau membeli kendaraan listrik bisa melalui BRI Finance,” pungkasnya.
Seperti diketahui, dikutip dari laman resmi Kementerian Perindustrian pertengahan Desember 2022 lalu Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan pemerintah sedang melakukan finalisasi aturan insentif bagi pembelian kendaraan listrik baik mobil atau sepeda motor.
Insentif akan diberikan untuk pembelian kendaraan listrik yang diproduksi oleh perusahaan yang memiliki pabrik di Indonesia. Gambaran insentif untuk pembelian mobil listrik sekitar Rp80 juta, mobil listrik berbasis hybrid Rp40 juta, sepeda motor listrik sekitar Rp8 juta, dan konversi sepeda motor menjadi sepeda motor listrik Rp5 juta.
Di sisi lain, agen pemegang merek pun telah mempersiapkan diri dengan meluncurkan beragam produk baru sepanjang tahun lalu, karena sejatinya rencana kebijakan tersebut sudah hadir sejak lama.
Selain itu, tren kendaraan listrik yang meningkat terlihat pula dari data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) selaku asosiasi produsen mobil, di mana penjualan wholesale atau distribusi mobil listrik dari pabrikan ke dealer per Oktober 2022 mencapai 7.893 unit naik 147% secara tahunan. Sementara itu, Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) mencatat sepanjang Januari hingga September 2022 terjual sekitar 28.000 sepeda motor listrik kepada konsumen. (*)
Editor: Rezkiana Nisaputra