Jakarta – PT Bank Permata Tbk (PermataBank) terus membukukan kinerja yang solid sampai dengan Kuartal III 2022, dengan raihan laba bersih setelah pajak sebesar Rp2,2 triliun atau tumbuh 170% secara tahunan atau year on year (yoy).
Pencapaian kinerja tersebut tidak lepas dari penerapan strategi bisnis secara pruden, konsisten dan berkesinambungan oleh PermataBank. Pertumbuhan laba bersih ini dikontribusikan oleh Pendapatan Operasional sebesar Rp8,5 triliun atau tumbuh sebesar 14,4% yoy yang didukung pertumbuhan Pendapatan Bunga Bersih sebesar 12,1% yoy.
“Selama 20 tahun PermataBank melayani nasabah dengan hati, saatnya meneruskan komitmen kami untuk tetap menjadi mitra terpercaya nasabah dan menjadi universal bank yaitu dengan menyediakan produk dan layanan bagi berbagai segmen serta untuk semua generasi. Komitmen ini akan terus diperkuat ke depannya didukung penuh oleh pemegang saham pengendali, Bangkok Bank,” ujar Meliza M. Rusli selaku Direktur Utama PermataBank, dikutip 1 November 2022.
Bank tetap menerapkan manajemen biaya operasional secara optimal dan melanjutkan perbaikan kualitas aset tercermin dalam perbaikan rasio Beban Operasional dibandingkan Pendapatan Operasional (BOPO) di Kuartal III tahun 2022 ini menjadi sebesar 73,4% dibandingkan rasio BOPO di periode yang sama tahun lalu sebesar 88,3%. Lebih lanjut, ditengah kenaikan inflasi akibat kenaikan harga pangan dan bahan bakar, PermataBank berhasil menurunkan rasio CIR menjadi 53,1%, membaik dibandingkan posisi Desember 2021 sebesar 54,9%.
Sementara dari sisi penyaluran kredit, kredit PermataBank tumbuh 9,2% yoy menjadi sebesar Rp135,7 triliun, didorong oleh pertumbuhan kredit Korporasi dan KPR masing-masing sebesar 9,2% dan 19,1%. Sejalan dengan hal ini, rasio RIM Bank juga mengalami perbaikan menjadi 83% dari sebelumnya 69% di akhir tahun 2021.
Rasio NPL gross di akhir bulan September 2022 terjaga pada level 3,1% membaik dibandingkan dengan posisi akhir Desember 2021 sebesar 3,2% maupun September 2021 sebesar 3,3%. Rasio NPL net yang mencerminkan prudensi dalam pembentukan cadangan kerugian kredit juga mengalami perbaikan menjadi 0,5% dibandingkan dengan 0,7% di akhir Desember 2021 lalu. Rasio NPL coverage terjaga baik di kisaran 238%, atau meningkat dibandingkan pada Desember 2021 di posisi 227% maupun September 2021 sebesar 217%. PermataBank terus mengupayakan penyelesaian kredit bermasalah melalui upaya restrukturisasi, litigasi, dan penjualan aset.
Sementara simpanan nasabah sedikit menurun sebesar 1,2% yoy yang sejalan dengan strategi PermataBank untuk menurunkan dana mahal deposito dan terus memfokuskan pertumbuhan Giro dan Tabungan (CASA) yang merupakan sumber dana murah dan stabil. Sampai dengan kuartal III 2022, CASA tumbuh 10,6% yoy menjadi Rp95,8 triliun yang dikontribusikan oleh pertumbuhan Giro sebesar 10,2% dan pertumbuhan Tabungan sebesar 11,1%.
Sejalan dengan hal ini, rasio CASA Bank meningkat menjadi 59,3%, lebih tinggi dibandingkan posisi akhir Desember 2021 sebesar 54,0%. Hal ini memastikan posisi likuiditas Bank yang terjaga dengan baik untuk mendukung pernyaluran kredit dengan suku bunga yang lebih kompetitif dalam jangka panjang.
Kinerja PermataBank hingga kuartal III juga mendapatkan pengakuan dari industri melalui berbagai penghargaan, diantaranya penghargaan The Best Performance Bank Kategori Bank KBMI 3 pada Bisnis Indonesia Financial Award 2022, The Consistent Bank in Mortgage Product and Process pada Property Indonesia Award 2022, dan menerima predikat “Sangat Bagus” untuk PermataBank Syariah dalam rating keuangan syariah versi Infobank 2022.
Rasio permodalan PermataBank juga menjadi salah satu yang terkuat di antara 10 besar Bank Komersial, dengan rasio CAR dan CET-1 masing-masing sebesar 33,2% dan 25,1%, dimana hal ini menjadi key enabler bagi Bank untuk mempercepat pertumbuhan bisnis baik secara organik maupun anorganik. (*) Steven Widjaja