Jakarta – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan hari ini (22/11) diprediksi menguat, setelah diperdagangan hari sebelumnya (21/11) laju rupiah berakhir melemah 15 poin atau 0,10 persen di level Rp14.603 per dolar AS.
Asal tahu saja, mata uang rupiah pada pagi hari ini dibuka melemah 0,01 persen ke level Rp14.604 per dolar AS. Namun perlahan nilai tukar rupiah di pasar spot berbalik menguat 5 poin atau 0,03 persen ke posisi Rp14.598 per dolar AS pada pukul 08.12 WIB.
Analis PT Samuel Sekuritas Indonesia Ahmad Mikail dalam risetnya di Jakarta, Kamis, 22 November 2018 mengatakan, laju rupiah yang diperkirakan menguat ini didorong oleh sentimen positif dari global maupun domestik. Salah satunya dolar AS yang melemah terhadap beberapa mata uang kuat global.
Pelemahan dolar AS didorong oleh kemungkinan terjadinya kompromi antara Italia dan Komisi Uni Eropa untuk memutuskan besaran defisit belanja negara Italia tahun depan. Dolar AS diperkirakan melemah ke level 96.5-97.1 terhadap beberapa mata uang kuat dunia seperti euro dan juga pound sterling.
Lebih lanjut dirinya mengungkapkan, bahwa polemik yang membebani euro selain brexit tersebut kemungkinan akan mereda setelah Deputi Perdana Menteri Matteo Salvini secara terbuka mempersilahkan Komisi Uni Eropa untuk mereview kembali besaran defisit APBN Italia tahun depan.
“Rupiah diperkirakan menguat terhadap dolar seiring pelemahan dollar index tersebut. Selain itu hasil lelang SUN yang cukup baik kemarin kemungkinan juga menjadi sentiment positif bagi rupiah. Rupiah kemungkinan menguat ke level Rp14.550-Rp14.610 per dolar AS,” ujarnya. (*)