Poin Penting
- Multifinance tingkatkan capex IT untuk hadapi serangan siber, salah satunya BFI Finance yang mengalokasikan Rp200–Rp300 miliar untuk penguatan sistem keamanan dan infrastruktur TI
- Investasi keamanan BFI Finance dipicu pengalaman serangan siber 2023, yang sempat mengganggu layanan
- Selain penguatan benteng digital, BFI Finance fokus pada peningkatan kualitas layanan, valuasi pasar yang tepat, dan optimalisasi kemitraan.
Jakarta – Maraknya serangan siber yang mendera perusahaan pembiayaan (multifinance) membuat para pelaku di industri ini kian memperkuat benteng teknologi informasi.
Alhasil, industri multifinance pun semakin gencar menggelontorkan belanja modal/ Capital Expenditure (capex) untuk menghalau aksi serangan siber tersebut.
Direktur PT BFI Finance Indonesia Tbk (BFIN) Sudjono mengatakan, perusahaan telah mengalokasikan anggaran khusus untuk belanja modal atau capital expenditure information technology (Capex IT) sekitar Rp300 miliar.
“Anggaran spending cukup besar, kami anggarkan sekitar Rp200-Rp300 miliar untuk IT, termasuk pengembangan sistem security dan sebagainya,” ujarnya, dalam public expose BFI Finance, Jumat, 28 November 2025.
Baca juga : Cegah Serangan Siber, BPJS Ketenagakerjaan Siapkan Capex IT
Menurutnya, investasi peningkatan keamanan siber ini memang tidak lepas dari pengalaman sebelumnya, di mana BFI Finance pada Mei 2023 lalu sempat diserang hacker. Perseroan ingin memastikan kasus yang sama tidak terulang dan data nasabah aman.
Serangan siber yang dialami BFI Finance sempat mengakibatkan gangguan layanan dan operasional. Namun Sudjono memastikan hal itu sudah diatasi.
Saat ini, kata Sudjono, BFI Finance pun telah melakukan berbagai hal untuk mengantisipasi dan mencegah kembali serangan siber. Di antaranya melakukan mitigasi menyeluruh atas seluruh aplikasi, mengundang para ahli IT untuk melakukan pemuatan sistem sekuriti keamanan, dan infrastruktur.
Baca juga: Kena Serangan Siber, Clipan Finance Pulihkan Sistem Operasional Secara Realtime
“Kemudian, dari sisi perilaku penggunaan sistem dan juga memastikan sebanyak mungkin sistem itu tidak bisa kita akses dan kita sebar datanya. Semua itu cukup painful. Tapi kami rasa saat kami memiliki sistem keamanan IT yang jauh lebih baik,” tegasnya.
Sejalan dengan memperkuat benteng teknologi informasi, pihaknya pun fokus pada strategi yang berorientasi pada valuasi pasar yang tepat, peningkatan kualitas layanan, serta optimalisasi kemitraan strategis.
Di mana, inovasi layanan berbasis kemudahan dan kecepatan proses juga terus diperkuat agar dapat menjawab kebutuhan konsumen di era digital.
Diketahui, BFI Finance pernah mengalami serangan siber pada 21 Mei 2023 yang diumumkan dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia. Serangan siber tersebut merupakan pertama kali terjadi di BFI Finance sejak perusahaan berdiri.
Teranyar, pemain industri pembiayaan lainnya, yakni Clipan Finance Indonesia baru saja melaporkan sistem operasional perseroan terdampak serangan siber pada Rabu, 26 November 2025.
Saat ini proses stabilisasi sistem terus dilakukan untuk mengurangi potensi gangguan terhadap layanan utama.
“Kami informasikan bahwa pada tanggal 26 November 2025, perseroan telah mengalami serangan siber,” tulis manajemen Clipan Finance dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI) dikutip 28 November 2025.










