Jambi – Bank Pembangunan Daerah Jambi (Bank Jambi) terus berupaya memperkuat permodalan. Untuk memenuhi modal minimum Rp3 triliun per akhir 2024, Bank Jambi akan mengandalkan suntikan modal dari pemegang saham existing.
“Kita mengandalkan pemegang saham. Ada dari cadangan juga. Kita belum ada rencana gandeng investor karena pemegang saham masih mau memenuhi modal dari mereka sendiri,” terang Direktur Utama Bank Jambi, Yunsak El Hacon usai peresmian operasional Gedung Mahligai 9 sebagai kantor pusat baru Bank Jambi, Jumat, 4 Februari 2022
Dukungan dari pemegang saham ditegaskan oleh Gubernur Jambi Al Haris. Ia mengharapkan selain dari pemerintah provinsi Jambi, pemerintah kota/kabupaten se-Jambi juga mendukung upaya pemenuhan modal tersebut.
“Prospek bisnis Bank Jambi sangat baik. Tinggal kami sebagai pemegang saham memberi dukungan untuk menambah modal sampai Rp3 triliun di 2024. Maka kita harapkan bupati dan walikota setor uangnya ke Bank Jambi. Bisa juga berupa aset yang disetor. Pemprov juga akan lakukan hal sama,” jelas Al Haris menjawab Infobank.
Ia menambahkan, setoran modal ini juga sudah jelas pembagiannya. Potensi dividen yang dibagikan Bank Jambi juga bisa menjadi sumber pendapatan asli daerah (PAD) bagi para pemegang saham.
“Kan sudah jelas ini, sekian modal kita setor, sekian kita dapat dividennya. Modal kita aman, tiap tahun bisa dapat dividen. Ini bisa jadi tambahan PAD,” pungkas Al Haris.
Sebagai informasi, per kuartal III tahun 2021, modal inti Bank Jambi ada di posisi Rp1,7 triliun. Aturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) soal konsolidasi bank umum, khusus BPD pemenuhan modal minimum Rp3 triliun harus dipenuhi paling lambat akhir 2024. (*) Ari Astriawan