Jakarta – PT Bank Syariah Indonesia Tbk. atau BSI memperkuat posisi sebagai market leader bank syariah dengan terus menggali potensi bisnis ekosistem halal dari berbagai segmen industri, salah satunya industri makanan dan minuman halal.
Wakil Direktur Utama BSI Bob T. Ananta mengatakan bahwa pengembangan ekosistem halal merupakan salah satu fokus utama Perseroan dalam meningkatkan penetrasi layanan keuangan syariah di Indonesia.
“Potensi ekosistem halal di Indonesia sangatlah besar. BSI berkomitmen untuk terus mengoptimalkan potensi industri makanan dan minuman halal guna mendorong Indonesia menjadi produsen halal global,” ungkapnya dalam Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) 2024 di Jakarta, Kamis, 31 Oktober 2024.
Ia menjelaskan bahwa nilai industri halal sektor riil yang dapat digarap di Indonesia mencapai USD264,92 miliar atau sekitar Rp5.000 triliun. Dari total tersebut, sekitar 78,9 persen atau sekitar USD209,04 miliar merupakan kontribusi dari sektor makanan dan minuman halal.
Baca juga: Top! Laba BSI Melesat 21,60 Persen jadi Rp5,11 Triliun di Kuartal III 2024
“Sektor makanan dan minuman ini, selain memiliki potensi yang sangat besar, juga memberikan multiplier effect yang luas bagi perekonomian. Oleh karena itu, BSI semakin serius dalam memberdayakan potensi ini melalui Islamic ecosystem yang kuat demi kesejahteraan bangsa. Kami berharap Indonesia tidak hanya menjadi konsumen, tetapi juga mampu menjadi pusat produksi makanan dan minuman halal dunia,” tambah Bob.
Untuk mendukung ekosistem halal, BSI telah mengambil berbagai langkah strategis, termasuk memperkuat industri makanan dan minuman halal nasional melalui penguatan ekosistem Islam yang mencakup rantai pasok komprehensif.
Langkah tersebut mencakup kemudahan pembayaran sertifikasi halal melalui virtual account, serta solusi menyeluruh bagi para pelaku industri halal. BSI juga menjalin kolaborasi dengan berbagai lembaga, seperti UPPPH dan BPJPH, untuk memperkuat sistem sertifikasi halal nasional.
Tidak hanya itu, BSI juga telah memfasilitasi sertifikasi halal gratis untuk 1.000 UMKM, membuka Zona KHAS (Kuliner Halal, Aman, dan Sehat), serta bersinergi dengan Lembaga Pemeriksa Halal (LPH) guna menciptakan ekosistem halal yang lebih inklusif dan berkelanjutan.
Selain itu, BSI juga memberangkatkan lima pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) binaannya mengikuti Festival Amazing Indonesia 2024 di Jeddah, Arab Saudi, pada 26-28 September 2024 untuk menembus pasar internasional. Tiga di antara lima UMKM binaan yang ikut pameran tersebut dari subsektor makanan dan minuman halal.
Pembiayaan BSI
Hingga September 2024 pembiayaan BSI di beberapa sektor ekonomi yang dapat dikategorikan sebagai sektor halal tercatat sebesar Rp22.179 miliar atau 9,06 persen dari total pembiayaan BSI. Beberapa sektor ekonomi halal tersebut yaitu makanan dan minuman, fesyen, serta farmasi dan kosmetik. Adapun untuk pembiayaan BSI pada industri makanan dan minuman halal mencapai Rp10.284 miliar.
Pertumbuhan bisnis BSI seiring dengan peningkatan jumlah nasabah BSI, yang kini mencapai lebih dari 21 juta orang, menunjukkan tingginya minat terhadap layanan dan produk halal terus tumbuh.
Baca juga: Kinerja Impresif BSI Hasil Konsistensi Transformasi
BSI menunjukkan komitmennya dalam memperkuat industri makanan halal melalui berbagai kerja sama strategis yang nyata. Pada hari ini (31/10), BSI resmi menandatangani nota kesepahaman dengan CV Amanda (Amanda Brownies) untuk optimalisasi layanan digital. Penandatanganan kerja sama ini sebagai bagian dari rangkaian acara ISEF 2024.
Kolaborasi ini bertujuan memperluas akses dan layanan produk syariah di sektor makanan halal. Amanda Brownies memilih BSI sebagai mitra utama bank syariah untuk mendukung berbagai kebutuhan transaksi bisnis, mulai dari pengelolaan keuangan hingga transaksi operasional harian.
Dalam kesempatan terpisah, Direktur CV Amanda, Joko Ervianto, menyampaikan bahwa kesepakatan ini mencerminkan komitmen perusahaan dalam mengembangkan industri halal di Indonesia. (*)
Editor: Galih Pratama