Jakarta — Pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat pada hari ini (4/12) masih berpotensi tertekan karena kekhawatiran pasar mengenai penyelesaian perang dagang AS-Tiongkok dan munculnya masalah perdagangan baru AS dengan negara lainnya.
”Semalam Presiden Trump memberikan pernyataan bahwa kesepakatan dagang sepenuhnya dengan Tiongkok mungkin harus menunggu hingga sesudah pemilu bulan November tahun 2020. Trump menginginkan kesepakatan yang terbaik untuk AS,” kata Kepala Riset PT Monex Investindo Futures Ariston Tjendra kepada infobanknews, Rabu, 4 Novemver 2019.
Dengan pernyataan tersebut, pasar mengindikasikan bahwa negosiasi AS Tiongkok akan berjalan alot dan mungkin kesepakatan tidak tercapai dalam waktu dekat.
Di samping itu, AS juga berencana mengenakan tarif ke Brazil, Argentina dan Perancis. Tak hanya itu saja, pengenaan tarif mungkin saja dikenakan ke negara lainnya. Hal tersebut tentunya membuka ketegangan dagang global yang berpotensi melambatkan pertumbuhan ekonomi.
“Dengan faktor tersebut potensi USD terhadap IDR hari ini 14.080 hingga 14.150,” kata Ariston.
Sebagai informasi, pada perdagangan pagi hari ini (4/12) Kurs Rupiah berada di level Rp14.110/US$ posisi tersebut menguat bila dibandingkan pada penutupan perdagangan kemarin (3/12) yang masih berada di level Rp14.115/US$. (*)
Editor: Paulus Yoga
Jakarta - Presiden Direktur Sompo Insurance, Eric Nemitz, menyoroti pentingnya penerapan asuransi wajib pihak ketiga… Read More
Senior Vice President Corporate Banking Group BCA Yayi Mustika P tengah memberikan sambutan disela acara… Read More
Jakarta - PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) mencatat sejumlah pencapaian strategis sepanjang 2024 melalui berbagai… Read More
Jakarta – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengapresiasi kesiapan PLN dalam… Read More
Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melaporkan telah melaporkan hingga 20 Desember 2024, Indonesia Anti-Scam… Read More
Jakarta - PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) membidik penambahan sebanyak dua juta investor di pasar… Read More