Jakarta – Direktur Pengembangan Bursa Efek Indonesia (BEI) Jeffrey Hendrik menyebut pemanasan global merupakan ancaman serius bagi keberlangsungan ekonomi dan bisnis baik global maupun domestik.
Jeffrey menjelaskan bahwa jika manusia tidak melakukan mitigasi terhadap perubahan iklim atau suhu bumi maka akan berdampak terhadap kontraksi pertumbuhan ekonomi sebesar 23 persen.
“Kalau manusia tidak melakukan sesuatu dan suhu bumi naik 3,2 derajat celsius, para ahli meyakini ini akan bisa menyebabkan kontraksi ekonomi sebesar 23 persen,” ujar Jeffrey dalam Seminar Nasional Pembagunan Ekonomi Yang Bertanggung Jawab, Senin, 30 September 2024.
Baca juga: Dukung Pertumbuhan Ekonomi RI, Global Sources Indonesia Perkuat Pengusaha Lokal Mendunia
Adapun salah satu kontraksi ekonomi yang telah terjadi yakni pada saat pandemi Covid-19 melanda seluruh dunia yang menyebabkan kontraksi ekonomi sekitar 3 persen secara global.
“Di sinilah para pelaku ekonomi dan bisnis harus sudah aware kalau kerusakan lingkungan bisa berdampak pada pertumbuhan ekonomi dan bisnis,” pungkasnya.
Jeffrey mengatakan, selama ini pelaku ekonomi tidak melihat kalau pemanasan global adalah ancaman. Sehingga ini perlu menjadi perhatian bersama.
Baca juga: Pencucian Uang Bisa Bikin Pertumbuhan Ekonomi RI Seret
“Mereka melakukan kegiatan seperti biasa tanpa aware kalau manusia tidak melakukan sesuatu maka suhu di bumi itu bisa meningkat 3,2 derajat celsius dibandingkan pada saat revolusi industri,” imbuhnya.
Jika saja itu terjadi maka akan banyak kestabilan ekosistem yang berdampak pada kerusakan hayati, wabah penyakit, dan paling parahnya Jakarta akan tenggelam. (*)
Editor: Yulian Saputra