Jakarta – Upaya untuk mempercepat pembangunan Sumatera Bagian Selatan (Sumbagsel) terus dilakukan guna mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Salah satunya melalui seminar nasional “Membangun Aglomerasi Sumbagsel Jilid II dengan tema Komitmen Dulur Kito untuk Konektivitas Sumbagsel” yang diadakan Masyarakat Profesional Sumatera Bagian Selatan (Maspro Sumbagsel), di Jakarta (16/4).
Di kesempatan ini, tiga menteri, lima gubernur, dan para profesional dari lima provinsi yang ada di Sumbagsel, yakni Jambi, Bengkulu, Sumsel, Kepulauan Bangka Belitung, dan Lampung sepakat memajukan aglomerasi Sumbagsel untuk Indonesia. Mereka menilai, perlu percepatan pembangunan aglomerasi ekonomi di kawasan ini, yang tujuan besarnya adalah untuk melahirkan konektivitas antarwilayah di Sumbagsel, yang makin efektif dan efisien, sehingga perputaran roda perekonomian dapat berlangsung semakin cepat.
“Pembangunan aglomerasi Sumbagsel ini kebutuhan kita. Ketika nilai aglomerasi Sumbagsel betul-betul kita kapitalisasi, ini pasti menjadi kekuatan ekonomi besar yang bisa memberikan kontribusi untuk Indonesia,” kata Rohidin Mersyah, Gubernur Bengkulu pada keterangannya.
Para gubernur se-Sumbagsel pun mengusulkan sejumlah pembangunan infrastruktur untuk mendukung konektivitas di kawasan ini. Sebagai contoh, diharapkan adanya pembangunan jembatan yang menghubungkan Bangka Belitung dengan Sumsel, pembangunan Pelabuhan di Sumsel, atau percepatan penyelesaian proyek infrastruktur yang sedang berjalan, seperti jalan tol Jambi-Betung sepanjang 191 KM.
“Jembatan untuk Babel-Sumsel itu sangat layak untuk dibangun, Cuma 13 KM. Kami dari Sumsel akan mendukung adanya jembatan ini,” ujar Herman Deru Gubernur Sumsel pada kesempatan yang sama.
Menanggapi masukan dari para gubernur, Erick Thohir, Menteri BUMN mengungkapkan, saat ini sebagian ahli dunia berpendapat bahwa konsep globalisasi akan berubah menjadi regionalisasi. Indonesia sendiri sebetulnya ada kawasan-kawasan yang memiliki potensi ekonomi besar sebagai regional, salah satunya adalah Sumbagsel.
“Kita tidak mungkin bersandar pada ekonomi yang di Jawa terus. Dimana kalau dilihat kepadatan, pertumbuhan menjadi kota-kota yang sangat modern akan sangat sulit untuk menjadi pertumbuhan berbasis sumber daya alam, atau pendukung lainnya. Jawa akan tumbuh lebih kepada industri. Karena itu, saya rasa, sejak awal, ketika Maspro Sumbagsel datang, ini (Sumbagsel) menjadi sebuah kawasan yang menarik,” katanya.
Jika pembangunan insfrastruktur di Sumbagsel rampung, aglomerasi ekonomi Sumbagsel akan terbentuk, sehingga seluruh wilayah Sumbagsel telah tersambung. Mobilitas masyarakat akan semakin efektif dan efisien. Efek dominonya, semua potensi di Sumbagsel, baik itu sumber daya alam (SDA) maupun sumber daya manusia (SDM) akan tereksplorasi dengan baik, sehingga akan melahirkan nilai-nilai ekonomi yang lebih tinggi.
Selain Erick Thohir, seminar ini dihadiri oleh beberapa menteri lain seperti, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, dan Menteri PUPR Basuki Hadimuljono. Hadir pula Ketua Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Agung Firman Sampurna, Wakil Ketua BPK Agus Joko Pramono, dan Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) M Yusuf Ateh.
Selain ketiga menteri dan pimpinan lembaga negara, hadir juga lima gubernur se-Sumbagsel, yakni Al Haris Gubernur Jambi, Rohidin Mersyah Gubernur Bengkulu, Herman Deru Gubernur Sumsel, Erzaldi Rosman Gubernur Kepulauan Bangka Belitung, dan Arinal Djunaidi Gubernur Lampung.
Sebelumnya, dari seminar Jilid I, hasil kajian membangun aglomerasi Sumbagsel untuk Nusantara-Indonesia mencatat beberapa hal yaitu perlunya percepatan pembangunan kawasan aglomerasi Sumbagsel melalui sinergisitas peran pemerintah pusat, pemda, BUMN dan swasta, serta diaspora Sumbagsel yang berkiprah di pemerintah pusat. (*) Ari Nugroho