Edy menjelaskan, nilai aset perbankan syariah tumbuh 19,3 persen secara tahunan menjadi Rp355 triliun, dibandingkan dari Febuari tahun 2016 yang mencapai Rp 298,30 triliun.
Sementara untuk pembiayaan juga tercatat tumbuh 16,22 persen atau Rp252,6 triliun per Februari 2017. Pada periode sama tahun lalu hanya mencapai Rp217,4 triliun. Sedangkan untuk DPK tumbuh 21,2 persen menjadi Rp287 triliun, dari Rp236 triliun.
Baca juga: FDR Perbankan Syariah Terjaga pada Level 87,4%
Edy mengungkapkan, pertumbuhan yang signifikan umumnya terjadi pada UUS, yang mengalami peningkatan aset sebesar 20,14 persen, DPK sebesar 25,77 persen, dan pembiayaan 19,01 persen.
Sementara, aset, DPK, dan pembiayaan untuk BUS masing masing meningkat sebesar 18,19 persen, 19,90 persen, dan 15,07 persen. Sedangkan BPRS mengalami pertumbuhan aset, DPK, dan pembiayaan masing-masing sebesar 19,14 persen, 22,83 persen, dan 17,33 persen. (*)
Editor: Paulus Yoga
Page: 1 2
Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan pengeluaran riil rata-rata per kapita masyarakat Indonesia sebesar Rp12,34 juta… Read More
Jakarta - Bank DBS Indonesia mencatatkan penurunan laba di September 2024 (triwulan III 2024). Laba… Read More
Jakarta - Melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada Jumat, 15 November 2024,… Read More
Jakarta — Bank Indonesia (BI) dan Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI) mencatat, penggunaan QRIS di Jawa Tengah… Read More
Jakarta – Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada hari ini, 15 November 2024, masih ditutup… Read More
Jakarta - PT Prudential Life Assurance atau Prudential Indonesia mencatat kinerja positif sepanjang kuartal III-2024.… Read More