Jakarta – Saat ini industri perbankan sedang bertransformasi dan berevolusi. Baik dari sisi transaksi maupun produk. Dalam menghadapi revolusi industri 4.0, perbankan dituntut untuk lebih kreatif dan adaptif.
Hal itu diungkapkan Suprajarto, Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) saat peluncuran BRILiaN Center di Gedung BRI, Jakarta, Selasa, 9 Juli 2019. Menurutnya, pertama, insan perbankan harus lebih kreatif. Segala sesuatu harus ada inovasi baru. Baik untuk memecahkan masalah yang ada sekarang maupun kebutuhan ke depan yang belum terbaca sekarang ini. Kedua, harus adaptif, kemudian agile terhadap perubahan. Yang tidak agile akan ketinggalan. Ketiga, harus punya kemampuan problem solving.
“Kita harus punya mental dan intelektual yang baik. Mampu memecahkan masalah berdasarkan informasi-informasi dan pertimbangan yang tepat. Maka itu, kita harus memperhatikan yang terkait human capital sebagai aset utama. Bagaimana human-nya bisa lebih baik, utamanya di BRI. Saya yakin anak-anak muda di BRI ini luar biasa,” kata Suprajarto.
BRI, lanjut Suprajarto, ingin mempersiapkan talenta terbaik. Maka itu dalam menghadapi revolusi 4.0, BRI mengembangkan rekrutmen berbasis web demi menarik talenta-talenta terbaik. Salah satunya lewat peluncuran BRILiaN Center untuk menunjang produktivitas sekaligus mendukung worklife balance pekerja BRI. Hal ini selaras dengan visi BRI yang ingin menjadi The Most Valuable Bank in Southeast Asia dan Home to The Best Talent pada tahun 2022.
“Tentunya digital banking harus dikedepankan. Apapun itu kita menuju ke digital banking. Sekarang cashless dan contactless. Ke depannya akan mengarah ke teknologi wearables, biometric dan social payments. Maka kita harus terus meningkatkan kemampuan machine learning. Begitu juga dengan perkembangan blockchain, harus terus kita ikuti,” terangnya. (*) Ari Astriawan