Jakarta – Bagaimana jadinya jika dua negara super power di dunia terlibat perang? Pasalnya, Amerika Serikat dan Rusia merupakan negara berkekuatan nuklir terbesar di dunia.
Tentu saja, senjata nuklir tersebut menjadi ancaman besar bagi umat manusia di mana kedua negara tersebut akan berlomba membuat banyak senjata nuklir.
Dinukil laman Popsci, Jumat (23/03) berdasarkan data dari Federasi Ilmuwan Amerika (FAS), pada awal 2022 diperkirakan ada total 12.700 hulu ledak nuklir di seluruh dunia.
Di mana, pemilik senjata-senjata nuklir tersebut dipegang oleh sembilan negara yakni Amerika Serikat, Rusia, Inggris, Prancis, China, Israel, India, Pakistan, dan Korea Utara.
Rusia menempati urutan pertama yang diperkirakan FAS memiliki total inventaris hulu ledak nuklir sebanyak 5.977. Terdiri dari 4.447 hulu ledak, yang mana sekitar 1.588 diantaranya dikelola dalam bentuk rudal balistik dan juga pangkalan pesawat pengebom.
Selain itu, ada sekitar 977 hulu ledak strategis bersama 1.912 hulu ledak non-strategis yang disimpan sebagai cadangan.
Sementara posisi kedua disusul oleh Amerika Serikat (AS) yang mempunyai sekitar 5.428 hulu ledak. Dari jumlah tersebut, sekitar 3.708 beroperasi dan sisanya ditunjukan untuk dibongkar terlebih dahulu.
Menariknya, Rusia dan AS sama-sama mempunyai porsi yang lebih kecil dari seluruh persenjataan nuklir mereka yang ditempatkan di pelbagai lokasi seperti pangkalan angkatan udara yakni masing-masing sekitar 1.600 dan 1.650 hulu ledak.
Jika dilihat dari kepemilikan hulu ledak nuklir tersebut, sudah dipastikan negara mana yang akan menjadi pemenang seandainya perang nuklir terjadi. (*)
Editor: Rezkiana Nisaputra