Jakarta – Ekspor Indonesia tercatat melemah sebesar 5,74 persen secara setahunan, menjadi US$ 14,10 miliar per September 2019. Faktor utama yang menyebabkan hal ini adalah kondisi perekonomian global yang stagnan akibat perang dagang AS-China.
“Ekspor kita praktis nol persen. Ini adalah dampak dari perekonomian global, yang saat ini kita coba terus antisipasi,” ujar Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara, di Jakarta, Rabu (6/11).
Dia menjelaskan, bahwa ini adalah risiko riil jika dua negara besar di dunia berkonflik. Pertumbuhan ekonomi dunia turun secara dramatis, yang turut mengganggu hubungan perekonomian Indonesia dengan dunia.
“Bisa kita lihat dari pertumbuhan ekonomi global yang diprediksi hanya 3 persen tahun ini. Prediksi ini terus turun drastis dari bulan ke bulan tahun 2019 ini. Maka, perdagangan dunia juga turun. Perdagangan dunia yang turun menyebabkan hubungan ekonomi antara Indonesia dengan negara-negara lainnya juga turun,” katanya lagi.
Di sisi lain, pertumbuhan ekonomi Indonesia yang stabil di angka 5,02 persen memberikan optimisme bagi pemerintah dan pelaku pasar. Kestabilan makroekonomi yang ditopang oleh iklim usaha dan investasi yang nyaman diyakini dapat tetap membuat ekonomi Indonesia tetap bisa bertahan di tengah ketidakpastian.
“Jadi ini tugas kita bagaimana untuk menciptakan iklim usaha dan investasi yang nyaman di dalam negeri. Di lain sisi, ekonomi Indonesia yang stabil di angka 5 persen bukan pertumbuhan yang rendah, maka kita harus tetap optimis karena banyak negara yang penurunannya jauh lebih tajam,” pungkasnya. (*)