Jakarta – Tren perkembangan penyaluran dana KPR (kredit pemilikan rumah) yang diberikan Bank umum dan BPR terus meningkat mencapai Rp586,8 triliun pada periode 2017-2022. Salah satu pendorongnya adalah makin bertambahnya jumlah usia produktif di Indonesia.
“Kepemilikan rumah pascapandemi mencapai 83,99 persen pada 2022, naik signifikan dari 79,61 persen di 2017,” ujar Direktur Eksekutif Segara Institute, Piter Abdullah dalam Webinar, Kamis 16 November 2023.
Piter menjelaskan, setidaknya ada 16,01 persen rumah tangga di Indonesia yang tidak memiliki rumah per 31 Desember 2022. Perlu diketahui bahwa angka ini merupakan angka kepemilikan rumah tertinggi selama 10 tahun terakhir (2012 – 2022).
Baca juga: KPR Masih Jadi Penopang Laba BTN Yang Diproyeksi Tembus Rp3,2 T di 2023
“Peningkatan kepemilikan rumah dapat diatribusikan kepada diskon PPN pada masa pandemi tahun 2020 silam,” imbuh Piter.
Berdasarkan wilayah, Sulawesi Barat menempati peringkat tertinggi dalam kepemilikan rumah yaitu 92,51 persen, sedangkan DKI Jakarta berada di posisi terakhir dengan hanya 56,13 persen dari rumah tangga yang berdomisili di Jakarta memiliki rumah sendiri.
Namun, pertumbuhan pengguna KPR juga diringi dengan kenaikan kredit bermasalah tau non performing loan (NPL).
Pada Mei 2023, total pembiayaan dari bank umum kepada perorangan untuk KPR mencapai Rp605 triliun dengan nilai NPL pembiayaan KPR bank umum mencapai Rp15 triliun. Provinsi dengan jumlah nilai KPR bermasalah terbesar adalah DKI Jakarta sebesar Rp3,62 triliun.
Baca juga: Ada Insentif PPN Rumah, BNI Griya Optimistis Kredit Tumbuh di Atas 10 Persen
Di sisi lain, pemerintah masih menggenjot kepemilikan rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah dan menengah melalui Program Satu Juta Rumah (PSR) dalam mengatasi backlog.
“Capaian PSR cenderung terus meningkat dari 2015 sampai 2022 dengan total rumah terbangun mencapai 7.988.585 unit,” jelasnya. (*)
Editor: Galih Pratama