Jakarta – Stimulus penurunan bunga acuan Bank Indonesia (BI) 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) yang kini menjadi 5,00% pada bulan Oktober lalu, dipercaya menjadi vitamin pertumbuhan ekonomi pada kuartal III-2019 yang masih terjaga pada 5,02%.
Demikian hal tersebut seperti disampaikan oleh Direktur PT Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi ketika dihubungi oleh Infobank. Dirinya menilai, pelaku pasar mengapresiasi langkah BI untuk dapat melonggarkan kebijakan moneter.
“Dengan penurunan suku bunga BI tentunya mengimbangi dampak dari krisis global. Dan itu membuahkan hasil yang maksimal dimana PDB terus tumbuh dan sesuai dengan harapan pasar,” jelas Ibrahim di Jakarta, Selasa 5 November 2019.
Tak hanya itu, untuk menjaga stabilitas ekonomi dan nilai tukar, BI dinilai terus melakukan intervensi baik secara langsung di pasar valas dan obligasi dalam perdagangan DNDF yang di perdagangkan setiap hari dari pagi sampai sore, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Dirinya berharap, intervensi yang telah dilakukan BI dapat terus mengantisipasi ketidakpastian ekonomi global dan geopolitik dunia. Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) telah merilis angka pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan III-2019 mencapai angka 5,02% secara tahunan.
Sebagai informasi, pada Rapat Dewan Gubernur (RDG BI) tanggal 23-24 Oktober yang lalu, BI kembali menurunkan BI7-DRR sebesar 25 basis points (pbs) menjadi 5% sehingga sejak sepanjang 2019, BI telah menurunkan suku bunga acuan sebanyak 4 kali berturut (100 bps) dari tahun lalu yang mencapai 6%. (*)
Editor: Rezkiana Np